Sabtu, Desember 25, 2010

Merry Christmas! Buon Natale! Feliz Navidad! Selamat Natal!

Category: Celebration

Christmas...
is not just about Christmas pudding...

or Christmas cookies & gingerbread house...


or even Santa Claus... (errrr, especially is Santa happens to be stucked on a tree like this with Rudolph hiding behind the tree branches...)



or the presents, the Snowman, or Christmas tree...


It's something more than that...

Much much more...


So, just like Celine Dion said in the all-time favourite "The Christmas Song", I'm offering you this simple phrase that has been said many times, many ways, in many parts of the world:
MERRY CHRISTMAS!
***

Sabtu, Desember 18, 2010

Dekorasi Natal Dengan Barang Sehari-Hari

Category: Decorating

Siapa bilang dekorasi Natal berarti harus ngibrit ke department store lantas memborong bola2 kaca warna-warni, boneka2 malaikat cantik dari kain berkilauan, patung2 Santa Claus yang berkilauan, hiasan pohon Natal yang bersinar-sinar bak kristal tertimpa cahaya dari bola lampu?

Ada cara yang lebih bersahabat untuk isi dompet dan untuk bumi kita. Gunakan barang2 sehari-hari.

Ya, betul. Gunakan barang2 kebutuhan se hari2 untuk dekorasi Natal. Tak percaya? Bisa dilihat dari post saya terdahulu tentang dekorasi Natal dengan barang bekas. Dan silakan lihiat gambar2 di bawah ini, yang diambil dari dekorasi Natal toko buku Aksara di Plaza Indonesia.

Bisa dilihat bahwa dengan menyusun buku2 dengan rapi berdasarkan jenis dan warna, kemudian mengelompokkan barang2 bernuansa merah, putih dan hijau, tercipta dekor Natal yang serasi dan tanpa perhiasan atau pajangan yang harus dibeli secara khusus di toko asesoris Natal. Paling ditambahkan pita2 merah dan rumbai2 hijau sebagai penyemarak. Hasil oke, modal minimal. :)


Apa saja yang digunakan sebagai centerpiece pada gambar di atas?
  • Kotak2 karton dibungkus kertas kado dan pita.
  • Toples2 yang diisi pelbagai benda berwarna merah: permen, kelereng, bahkan jepitan kertas.
Yang ini? Sama, namun dengan tambahan aneka alat tulis yang berwarna senada. Kuas2 cat dan pensil yang sangat biasa, ternyata bisa tampak cantik bisa disusun secara artistik. Bahkan lem2 kertas yang murah meriah, yang dulu sering saya pakai untuk bahan prakarya waktu SD, ternyata bisa menjadi hiasan Natal dengan kombinasi warna-nya yang ceria: botol plastik putih, tutup botol merah, label merek hijau-merah-putih. Siapa mengira pensil, kuas dan lem bisa menjadi pajangan Natal!



Ide yang sama, namun kali ini yang dipajang adalah kumpulan spidol merah. Saya bisa membayangkan kumpulan spidol warna-warni dalam stoples kaca bening, dan bahkan koleksi penghapus bisa menjadi hiasan yang unik. Hanya saja kali ini yang digunakan adalah warna Natal, bukan warna2 pelangi.

Ingat pulpen2 jadul dengan isi tinta merah dan hitam? Dan apabila saya kehabisan stoples, ternyata cangkir juga bisa dipakai.

Kreatif bukan?

***

Jumat, Desember 10, 2010

Dekorasi Natal Dengan Barang Bekas (Again....)

Category: Decorating

Deck the halls with boughs of hollies, fa la la la la la la la...


December is here! Berarti waktunya mengeluarkan pajangan2 Natal yang sudah setahun debuan dalam kardus.

Ini adalah beberapa inspirasi dekorasi Natal dari barang2 se hari2 dan barang2 bekas. (Pictures courtesy of my creative friend, initial C)

  • Pita2 bekas event kantor ternyata bisa di-recycle untuk melilit pegangan tangga dan menghias keranjang buku. Caranya gampang, tinggal pakai isolasi saja kok. Beres!
  • O iya, keranjang buku persegi dan bundar di foto. serta wadah nasi kaleng mungil dari kaleng merah juga bekas lho! Itu adalah wadah parcel Natal dari tahun lalu.
  • Sebagai alas mejanya ada taplak merah, emas dan putih. Itu terbuat dari kain2 sisa lho!
  • Lalu karangan pita merah dan emas yang dipasang di tangga juga bekas parcel.
  • Tatakan gelas warna-warni di bagian pojok kiri bawah dibuat dari potongan2 flanel bekas prakarya yang di tempel2 dengan lem uhu. Pola gambarnya cukup nge=print dari internet.

  • Pegangan pintu juga perlu dihias untuk Natal! Gantungan boneka salju ini juga sisa parcel beberapa tahun silam.
  • Boneka kijang Rudolph warna coklat dipakein syal tua merah-kuning yang sudah bolong sehingga tidak dipakai lagi.
  • Untuk menambah warna di sebelah boneka beruang bertopi Sinterklas, adalah kotak karton merah bekas permen coklat Lindtz.
  • Kotak coklat keemasan di sebelahnya? Bekas wedding souvenir. Pita hijau pengikatnya? Bekas bungkus permen coklat Ghirardeli!
  • Pita2 keemasan dekat kaki si boneka? Sisa dari parcel atau dipotong dari kartu2 undangan perkawinan. (Gosh, my friend! Kamu kayak pemulung yah! Tapi kreatif! Siapa juga yang kepikiran menyimpan potongan2 pita bekas untuk dekorasi!)

Ini basically adalah gabungan dari berbagai barang bekas yang kebetulan warna-warni cerianya cocok dengan tema Natal: merah, hijau, keemasan, dan silver.
  • Botol bekas bir Heineken sisa BBQ party
  • Toples2 kosong diisi segala macam benda yang berwarna cerah atau berkilauan, termasuk di antaranya kaleng bekas permen!
  • Kotak2 krem berhias pita merah yang didapat sebagai wadah wedding souvenir.
  • Paperbag Starbucks warna merah bergambar orang2an. Di dalamnya diisi tissu paper yang nongol di bagian atas. Tissu paper yang beli di toko yah? Hohoho.... Enggak! Itu adalah tissu paper bekas... dos sepatu! Tau kan kalau beli sepatu baru di dalam kardusnya suka ada tissu paper...
  • Pita2 yang diikatkan dan diserakkan di sana-sini? Ahem... Itu adalah pita2 sisa parcel, potongan dari baju anak2 yang sudah tidak dipakai lagi, pita bekas pembungkus kado, wedding souvenir, pita bungkus cemilan, pita penghiasan undangan kawinan, sampai pita hijau dan keemasan bekas ketupat yang menghias parcel Lebaran! Yup, karena warna pitanya ijo, bisa dipakai baik saat Lebaran maupun Natal! Teman saya ini mengumpulkan segala macam "sampah" tersebut dalam sebuah kantong bergambar bunga2 cantik (yang juga bekas), siap dikeluarkan di saat perlu. Jadi biarpun "mental pemulung", tapi gak bikin berantakan!

Hmmmm... rasanya mulai sekarang saya juga akan rajin jadi pemulung... Siapa sangka kombinasi barang2 bekas bisa diatur sedemikan rupa menjadi pajangan yang cantik.

Thanks for sharing your frugal creativity, C!

***

Selasa, November 30, 2010

Wow! Dekor Rumah Dengan Barang Bekas

Category: Decorating

Beberapa hari yang lalu, saya main ke rumah teman. Teman saya ini sama kayak saya: single dan tinggal sendiri. Bedanya, saya tinggal di kamar kos, dia tinggal di satu rumah dinas yang dipinjamkan perusahaan tempatnya bekerja.

Teman saya ini sangat “perempuan sekale”, baik dalam penampilan maupun kerapihan. Rumahnya, walaupun bukan milik sendiri, tertata dengan apik. Dan yang paling bikin saya kagum adalah, ketrampilannya untuk melakukan interior decorating without interior decorating. Lho?

Maksud saya, dia sangat kreatif dan pandai memanfaatkan barang2 di sekitarnya untuk menghias rumah. Dia tidak banyak membeli barang2 secara khusus untuk pajangan, melainkan menata barang2 yang dia miliki, hadiah dari teman2nya, dan yang paling sip: teman saya ini mempunyai knack tersendiri untuk menempatkan dan mengatur barang2 keperluan se hari2 – seperti buku, toples, keranjang, cangkir, boneka, dll – sedemikian rupa sehingga hasilnya tidak kalah asri dibanding apabila ia menghias rumah dengan barang2 pajangan yang khusus dibeli di toko. Dan lebih unik lagi, banyak benda2 ini berupa barang bekas yang ia peroleh dengan gratis!

Contohnya table centerpiece ini, yang ia buat khusus untuk acara Thanksgiving BBQ. Boneka2 nya pinjaman dari saya sih, tapi keranjang-nya ia dapatkan dari parcel Harvest yang dikirim ke kantornya. Alih2 membeli keranjang khusus di toko container, dia membawa pulang wadah tersebut dan menemukan berbagai cara untuk memanfaatkannya.

Kalau sedang tidak dibikin centerpiece, dia menggunakan keranjang bundar tsb untuk tempat para tamu menaruh kunci mobil, HP, dll, sehingga tidak berantakan di meja. Sedangkan keranjang buku di sebelahnya juga bekas wadah parcel. Dari gambar bisa dilihat bahwa ternyata menata beberapa buku bersampul menarik di dalam keranjang bisa menambah semarak meja makan. Teman saya ini berencana melapisi pinggiran keranjang yang coklat polos dengan pita2 pink. “Tetapi rencana tinggal rencana. Sampai sekarang masih gak sempat!” kisahnya sambil tertawa.

Surprise! Ternyata vas bunga ini bukan vas bunga, melainkan cangkir suvenir waktu membeli produk biskuit Oreo. Tuh, masih ada tulisannya. O-R-E-O.

Yang ini lain lagi. Toples2 beling ini adalah merchandise gratisan dari TransTV. Teman saya yang sangat kreatif mencuci bersih toples2 tsb kemudian mengisinya dengan selotip hias warna-warni. Toples yang kecil dia isi dengan kaleng sisa permen Starbucks. “Sebenarnya yang bagus sih diisi kelereng atau batu warna-warni, tapi karena gak punya ya diisi apa saja yang warna-warni dan eye catching, “ terangnya. Di sekitar toples2 tsb, ia menggabungkan hiasan patung kecil2 dengan kaleng bekas teh warna merah bergambar putri Cina, dan botol beling bekas minuman bergambar oranye dan ungu. Dengan sedikit kreativitas, barang2 yang biasanya berakhir di tempat sampah itu berhasil disulap menjadi pemanis rumah.

Untuk meja sudut ini, teman saya mengaku tidak mempunya pajangan yang cocok untuk menemani pot bunga anggrek yang dimilikinya. Untuk menghindari kesan kosong, ia menaruh boneka beruang souvenir acara ulang tahun anak temannya. “Karena sudut ruangan terkesan agak suram, warna biru terang baju boneka ini menambahkan sedikit kesan ceria, biar di pojok sini ada kesan warna yang “hidup”. Bagusnya ditaruh patung kristal kali ya, tapi gw ga ada budget buat beli kristalnya.” Perhatikan bahwa teman saya juga memajang jam weker model antik yang sudah tidak bisa dipakai lagi karena rusak. Jam meja keramik di belakang boneka adalah hadiah dari Telkomsel dan juga sudah tidak berfungsi lagi, tetapi ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pajangan.

Di sekeliling rumah bertebaran pelbagai sentuhan artistik yang kreatif (dan murah meriah!) dari teman saya untuk mempercantik tempat tinggalnya. Dengan budget ala kadarnya. Semuanya barang se hari2. “Gw tidak suka nyampah dan membeli barang2 pajangan khusus yang membikin bangkrut. Jadi gw berusaha memanfaatkan barang2 se hari2 sebagai pajangan. Misalnya untuk lap pengering tangan di sebelah wastafel, gw memilih yang bermotif dan berwarna cerah. Lalu sabun cuci tangan, daripada gw khusus beli wadah sabun yang mahal, mendingan gw beli merk ini yang wadahnya berbentuk beruang. Gw juga berusaha menyimpan barang2 kecil seperti teh, kopi, gula dll dalam wadah2 kaleng bekas yang menarik. Temen2 gw di kantor semua tahu kalo gw suka koleksi kaleng bekas yang lucu2. “ ceritanya.

Lalu perhatikan meja tamu ini. Taplaknya adalah sepotong pashmina! Sebagai centerpiece teman saja memajang boneka Snoopy dan tungku aromaterapi. "Daripada boneka gw cuma ngendon di lemari, mending gw buat pajangan. Terus tungku aromaterapi itu gw beli di toko 5000-an." Wow!

Hari itu saya pulang dengan segudang ide di kepala. Ternyata mendekorasi rumah tidak harus mahal!

***

Selasa, November 23, 2010

When I'm Sick...

Category: Feelings & Thoughts

Paling sedih jadi orang yang tinggal sendirian kalo lagi sakit...

Minggu lalu saya sakit. Gak parah sih, tapi demam yang lumayan tinggi sempat membuat saya - seperti biasa kalo lagi sakit - sempat merasa jadi manusia termalang di dunia. Sediiiihnya tinggal sendirian pas lagi sakit. Bodo amat meng agung2kan kedewasaan, kemandirian, gaya hidup bebas orang muda di kota besar. Rasanya saya pengen nangis keras2 dan memanggil: "Mamiiiiiiiiiiiiih.... tuoluooooooongggg...."

Untung saya cepat sembuh sehingga episode dangdut cengeng di tengah kamar kos yang sempit itu pun tidak terlampau ber larut2. Sekarang saya sudah sehat lagi. Hore !!! Bisa jalan2 lagi. Hore !!! Bisa nonton Harry Potter. Hore !!! Bisa masuk kerja lagi. Ho... Eh, kalo yang ini gak hore2 amat sih, hehehe...

Se sedih2nya pengalaman sakit saat tinggal sendirian, tetap ada lho satu hal yang membuat saya teramat sangat bersyukur pada saat itu. Apakah gerangan?

Delivery pizza, delivery ayam goreng, delivery chinese food, dan segala macam jasa antaran makanan yang lain.

Sebagai anak kos yang tinggal sendiri, boro2 ada mama yang masakin kalo saya lagi sakit. Tetap saja saya kudu mengurus makanan saya sendiri. Beruntung bahwa karena naluri bisnis manusia yang mengatakan azas bahwa "ada gula ada semut, ada anak kos yang butuh makan delivery pasti laku - hampir semua, atau malah semua, restoran besar, sedang maupun kecil yang subur bertebaran di sekitar daerah kos saya menyediakan jasa antar makanan mulai dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam. Jadi selama sakit saya tidak perlu me rayap2 turun ke dapur untuk memasak indomie-lagi-indomie-lagi. Cukup pencet nomor di HP ke Pizza Hut, KFC, MacD, Rumah Makan 88, 55, dan restoran Chinese food lainnya, dan - voila! - 30 menit kemudian makanan pun diantar sampai ke depan pintu kamar. Thank God for food delivery services!

Tapi kan itu semua fast food gak sehat.... Ya emang sih. Tapi daripada gak makan? Daripada makan indomie 3 hari ber turut2? Hayoooo... Gak semua di antara kita cukup beruntung dirawat oleh mama saat sedang sakit. Mama saya malah gak tahu kalau anak perempuannya lagi mewek2 di Jakarta karena sakit. Saya sengaja tidak memberitahu supaya beliau tidak cemas.

Sesudah 2 hari mengandalkan hidup kepada jasa antar makanan, pada hari ke-3 cash saya ludes. Beruntung Pizza Hut menawarkan pembayaran dengan credit card bahkan untuk pesanan delivery. Kalo enggak, bisa2 hari ke-3 saya gak makan! Males bener lagi sakit begini keluar dulu nyari ATM baru bisa delivery makanan!

Aaaaaaaah.... Indahnya hidup. Bahkan dalam kegelapan ternyata masih ada setitik sinar terang. Hihihi...

***

Minggu, Oktober 31, 2010

Happy Halloween!

Category: Celebration



Biarpun ini bukan Amerika, I welcome every opportunity to have a lil' celebration, eat candies, and be merry!

Ini adalah foto pajangan Halloween ala kadarnya yang saya punya. Boneka2 mungil dengan tema warna2 musim gugur: sage green, mud brown, yellow, and pumpkin orange. Saya membelinya di toko Daiso. Tatakan keramik bentuk hati adalah oleh2 teman waktu dia training ke luar negeri. Taplak meja warna hijau ini sebenarnya bukan taplak meja, tapi sehelai kain bekas sprei yang sudah digunting persegi lalu dikelim untuk "membungkus" meja kecil saya. Maklum, anak kos dengan dana terbatas. Mana bisa majang dekorasi yang wah. :P

Happy Halloween, Everyone!

***

Sabtu, Oktober 30, 2010

Go Green ala Orang Males

God gives us The Great Mother Earth.
For all these years, she has loved us and blessed us with bounty.
Love her back.


Category: Tips

Dengan maraknya bencana alam yang menimpa negeri kita tercinta ini, saya jadi kepingin share sedikit tentang gerakan go green kecil2an yang selama beberapa tahun ini dijalankan oleh sekelompok anak muda Jakarta - salah satunya saya.

Sebagai orang muda yang senang gaul, sibuk cari duit, jalan2, pacaran, hura2, kebanyakan tips go green membuat kami merinding. Berhenti pake mobil? Ogah lah yao. Naek sepeda ke kantor? Ngngng... boleh lah kalo ini Singapore, tapi kalo di Jakarta kayaknya males deh ngisep udara debu. Gak makan daging? Amit2... Belum ikhlas bo!

Pada prinsipnya, kami, saya percaya bahwa cara terbaik untuk go green adalah dengan urutan berikut. Nomor 1: REDUCE consumption. Nomor 2: RECYCLE what you've already had. Nomor bontot: baru deh SUBSTITUTE.

Saya basically gak setuju dengan SUBSTITUTE. Kenapa? Karena ini sebenarnya go green "tepu2", menurut saya. Contoh, di acara Oprah, Sandra Bullock pernah menunjukkan bagaimana dia suka makan di restoran yang tidak menggunakan sendok garpu plastik sekali buang, tetapi sendok garpu sekali pakai yang terbuat dari... kentang. Lalu Cameron Diaz menggunakan mobil berbahan bakar minyak nabati.

Nah, kenapa saya gak setuju? Karena yang namanya barang pengganti tetap saja membutuhkan resources dari bumi kita tercinta ini. With all due respect, saya rasa Ms. Bullock dan Ms. Diaz gak kepikir bahwa kalau tren memakai sendok kentang dan bensin nabati sampai merajalela, pasti akan ada beberapa otak bisnis yang (memang sudah sewajarnya) ingin memproduksi barang2 yang mendukung gerakan go green ini. Caranya? Bukan hanya memproduksi barang2 imut dengan slogan2 cinta lingkungan buat para ABG, tetapi juga menebang hutan untuk membuat perkebunan kelapa sawit dan ladang kentang guna memproduksi barang2 substitusi tadi! Lha, tujuan menyelamatkan bumi malah jadi melenceng donk.

Makanya saya lebih percaya REDUCE dan RECYCLE, karena mengurangi jumlah sumber daya yang dipakai dan pada akhirnya mengurangi sampah yang terjadi. Gak usah ekstrem, yang gampang2 saja.

Inilah beberapa hal yang selama beberapa tahun terakhir ini kami lakukan. Sebisa-bisa kami.

Senantiasa membawa 1 kantong plastik di dalam dompet
Buat apa? Supaya tiap kali saya belanja barang kecil2 seperti beli obat jerawat di apotek Century, beli 2 novel di Kinokuniya, beli sekotak pulpen di Gramedia, beli beberapa potong coklat dan keripik di Giant buat cemilan di kantor - saya gak perlu minta kantong plastik. Saya bisa memakai kantong plastik saya sendiri dan sesudahnya bisa saya lipat2 dan simpan lagi di dompet untuk dipakai lagi dan lagi. Kenapa di dompet? Karena dompet adalah 1 barang yang pasti gak akan ketinggalan, sehingga gak ada lagi alasan lupa bawa kantong plastik.

Gunakan rantang sendiri tiap kali menyuruh OB kantor beli sarapan pagi/makan siang
Hampir tiap pagi kami yang orang2 muda kantoran ini meminta OB membelikan sarapan pagi: mie ayam, gado2, bubur, dll. Sejak beberapa tahun ini saya meminta OB membawa kotak makanan imut bergambar Hello Kitty milik saya, sehingga si penjual tidak perlu memberi kotak styrofoam sebagai wadah untuk saya yang toh nantinya bakal dibuang. Sesudah makan, saya tinggal minta tolong OB mencucikan wadah tersebut. Beres, ringkes, praktis.

Menolak pake sedotan plastik
Kalau beli teh botol di warung ya mau gak mau pake sedotan, kecuali situ mau nyucup dari botol atau plastiknya. Tapi kalau sedang makan di resto2 atau cafe kami sebisa mungkin tidak minum pake sedotan. Kenapa? Karena sedotan terbuat dari plastik, that's why. Dan sama seperti styrofoam, plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa diuraikan oleh bumi tercinta.

Recycle kantong plastik yang sudah ada
Satu hal yang saya gak bisa adalah menolak kantong plastik sewaktu belanja bulanan di hypermarket. Kenapa? Perhatikan kata belanja bu-lan-an. Artinya saya berbelanja dalam jumlah banyak. Artinya ribet banget kalo saya kudu nenteng2 berbagai tas belanja saya sendiri dari rumah padahal seringnya saya belanja bulanan sekalian mampir pulang kerja atau pulang jalan2. Terlalu repot. Tapi setelah saya tiba di rumah dan barang2 sabun, odol, susu bubuk, indomie dll sudah nangkring dengan manis di rak, lemari, dan lemari es, kantong2 plastik pembungkusnya selalu saya lipat rapi dan simpan di laci. Untuk apa? Macam2. Yang paling sering sih untuk alas tempat sampah. Untuk ganjal tas tangan dan sepatu supaya bentuknya tetap bagus. Dan tentu saja bisa buat membawa macam2 barang.

Membawa air putih sendiri
Buat cowo ini mungkin ribet. Tapi buat cewe yang biasanya membawa tas ke mana2, cara ini cukup gampang dan in the long run, bisa ngirit duit lumayan lho! Saya membeli sebuah tempat minum yang berkualitas baik, kuat, dan yang paling penting: tutupnya rapat sehingga biarpun saya loncat2 atau gimana, tempat minum tersebut tidak akan terbuka dan airnya tumpah membasahi tas saya berikut barang2 di dalamnya. Saya lumayan sering membawa minum sendiri sehingga konsumsi membeli air mineral dalam botol plastik bisa dikurangi. Ngirit, sekaligus mengurangi sampah plastik!

Mengurangi nge-print, atau paling tidak print bolak-balik
Di kantor, kecuali untuk dokumen2 resmi, saya selalu mengeset computer saya untuk mengeprint otomatis bolak-balik. Dengan demikian kalau saya ngeprint 50 halaman dokumen, kertas yang dipakai cuma 25. Untuk ngeprint dokumen Power Point, saya menggunakan print handout, sehingga 2 halaman bisa di-print dalam 1 kertas. Toh biasanya Power Point tulisannya besar2 sehingga tidak perlu dicetak seukuran 1 halaman penuh! Tanya saja sama rekan2 IT bagaimana cara setting untuk print bolak-balik secara otomatis. Gampang kok.

Hanya itu saja? Gak seru ah!

Lho, justru karena yang saya lakukan itu gampang2 saja dan tidak ngoyo, saya dan teman2 selama ber tahun2 telah melakukannya - dan akan terus melakukannya - secara konsisten. Kelihatannya simpel dan tidak sekeren gerakan2 seperti "Bike to Work" atau "Tanam 1000 Pohon". Tapi dengan caranya sendiri, tips2 ini juga efektif. Coba bayangkan kalau 1000 saja orang muda Jakarta melakukan hal2 di atas selama setahun. Berapa banyak sampah plastik dan kertas yang bisa dikurangi? Berapa banyak pohon yang bisa enggak ditebang untuk kertas? LOTS.

Apakah gak akan bikin pabrik plastik dan kertas bangkrut? Enggak lah. Even with all of those, masih banyak sekali plastik yang dikonsumsi dunia untuk berbagai barang, mulai dari Tupperware cantik sampai bungkus keripik kentang. Kertas? Masih banyak kertas yang kita perlukan untuk majalah, bungkus kado, undangan kawinan, dll.

Apakah saya rela tidak memakai kontainer2 cantik dari bahan plastik dan stop membeli paperbag manis untuk wadah kado teman yang berulang tahun? Enggak lah yaaaa... Saya belumlah seorang green sejati. I'm just an ordinary girl trying to do what she could to make this world a better. In my own little ways. And via this blog, I'd like to invite many many others to do so, also in their own little (or big) ways.

***

Sabtu, Oktober 23, 2010

I Bought Fish!

Category: Daily Life

I just bought a fish! No. Two of them! Sepasang ikan bermata bulat berbibir dower warna pink kembang2. Lho?

Hari ini saya maen ke rumah teman di daerah Kelapa Gading. Saya jarang ke daerah ini, jadi untuk menghindari saya nyasar ke mana2, kita memutuskan untuk ketemuan di Mal Artha Gading yang letaknya persis di sebelah jalan tol sehingga mudah dicari.

Di mal ini ada 1 toko bernama Daiso yang menjual barang2 lucu dari Jepang (ngakunya sih begitu, tapi saya terus terang curiga kalau semuanya buatan China atau malah Indonesia, yang ditempel tulisan "made in Japan"; soalnya mana mungkin di negara semahal Jepang bisa membuat barang murah meriah kayak begini). Semua barang di toko ini harganya sama yaitu 22 ribu rupiah. Mungkin kayak Dollar Store di Amerika. Tidak semurah toko Great Value yang harganya semua 6000-an perak sih. Tapi beberapa barang di sini memang lumayan unik.

Look what I've got.


Saya menemukan kantong yang lucu ini. Terbuat dari bahan kain pink bermotif bunga seruni dan kupu2 dengan sulur2an dan daun2an hijau. Yang unik adalah bagian bawahnya yang dibordir bentuk bulat dengan benang hitam-putih, dan sulaman bentuk bibir warna pink pucat yang agak dower, plus semacam sirip di kiri-kanan, sehingga bentuknya secara keseluruhan menyerupai ikan.


Kalau talinya ditarik, bentuknya jadi mirip sepasang ikan kembung. They're so cute I couldn't resist! Imut banget, sehingga saya tak kuasa menolak. Sekalipun 22 ribu rupiah buat saya adalah harga yang tidak murah untuk sebuah pouch atau kantong kain doang, saya meyakinkan diri sendiri bahwa kain bermotif yang nuansanya "sangat Jepang" seperti ini toh tidak gampang ditemukan. Kalau saya tenteng ke mana2 nggak pasaran, nggak malu2in. Lagian saya memang memerlukan wadah baru untuk handphone dan koleksi kunci kos/kunci mobil saya. Yang kepunyaan saya sudah tua, warnanya sudah kusam dan benangnya jrawut di sana sini. Kan gak mungkin kunci2, STNK dan SIM saya bertebaran di dalam tas begitu saja. Susah nyarinya. (See? When a girl already decided that she wants to buy something, it would be mission impossible to convince her otherwise!)
I love my new pink, flowery, cute fish pouches!
***

Kamis, Oktober 14, 2010

Why I Absolutely Love Mask (Not in Halloween Way)

Category: Daily Life

I must admit it. I'm a mask-freak! I just loooooove to put mask on.

Jangan salah. Yang saya maksud mask di sini tidak ada hubungan dengan Halloween aka topeng. Yang saya maksud adalah perangkat kecantikan perempuan yang bernama masker.

Why do I love mask?

  • They come in soooo many different yummy-sounding "flavors". (Kueh kali ye...) Honey, milk, cucumber, strawberry, orange, champagne, caviar, chocolate, avocado, mud. You name it, they have it.
  • They come in lovely packaging & pretty colors. Lihat masker yang saya beli dari Renita, receptionist kantor yang hobi berdagang: soft buttercream, fresh green, baby pink, dan merah jambu elektrik. Cantik sekali kan?
  • They feel soooooo good when you put it on. Saya menyimpan koleksi masker saya di lemari es. Di hari2 Sabtu atau Minggu siang yang santai, ritual yang sangat saya sukai adalah merawat diri. Dan yang kudu dilakukan - enggak boleh enggak - adalah serangkaian kegiatan yang sangat perempuan: steaming wajah, mengoleskan sedikit lotion pelembab, kemudian melumuri kulit wajah yang sudah terasa lembut dan kenyal dengan masker yang dingin - fresh dari lemari es. Aaaaaah... Beauty ritual is one of the privileges of being a woman!
  • Memilih masker mana yang akan dipakai, dari sederetan masker dalam tube cantik yang warna-warni dan berderet rapi, adalah pre-activity yang memberikan kepuasan sendiri sebelum melakukan perawatan wajah yang sebenarnya. Ini sama dengan the feminine joy yang saya rasakan saat memilih lipstick warna apa yang akan saya pakai untuk kencan. Rose? Baby pink? Japanese apricot? Minty fresh?
  • Anyway, katanya sih memakai masker secara teratur bisa mengencangkan kulit wajah, mengecilkan pori2, dan menunda datangnya kerut. At least, itu yang dipromosikan departemen marketing berbagai perusahaan kosmetik dan para pakar kecantikan, Is it true? Dunno. Bodo amat. Yang penting...
  • Saya merasa relax saat memakai masker. Lima belas menit me-time saat menunggu masker kering, sambil berbaring santai, tubuh rileks, menghirup lilin aromaterapi, dan mendengarkan musik yang lembut. Instant spa!
  • Maskeran adalah perawatan kecantikan yang sangat mudah dan murah dan bisa dilakukan di rumah, dalam kenyamanan kamar saya sendiri. Tak perlu jauh2 ke salon. Tak perlu macet. Tak perlu sebel karena sehabis enak2an ketiduran di spa, kudu bangun kemudian menyetir pulang sambil berantem dengan kemacetan Jakarta.

So, whoever that was who invented mask, bless his/her soul. (^_^)

Have a beautiful day!

***

Selasa, September 28, 2010

Renita The Receptionist: Confession of A Smart-Money-holic

Category: Feelings & Thoughts

Let me tell you about Renita, the Receptionist.

"PT. XYZ, good morning. How may I help you?" Sepotong suara bening yang ramah menyapa setiap kali telpon berdering di kantor saya. Yang empunya suara itu adalah Renita, resepsionis kantor kami.




Renita lulusan D3 dan baru setahun kerja. Ini adalah pekerjaan pertamanya. Anaknya cukup manis dengan potongan tubuh sedang, kulit cokla muda (tidak hitam tidak putih), berkacamata dan berambut sebahu. Penampilannya senantiasa rapi sesuai tuntutannya sebagai wajah perusahaan. Pembawaannya ramah dan ceria.

Tetapi dalam tulisan kali ini saya bukan hendak menulis tentang ke-profesional-an Renita sebagai seorang resepsionis. Renita memang top sebagai penerima telpon dan tamu, tetapi itu kan memang tugasnya, untuk itulah dia digaji, jadi bukan itu yang paling saya kagumi dari seorang Renita.

Yang saya kagumi adalah kedewasaan dan sikapnya dalam soal mengatur dan mendapatkan uang.

Dengan begitu banyak godaan material di kota sebesar Jakarta, selama beberapa tahun saya berkarir di ibu kota ini, sudah sekian banyak saya melihat perempuan2 kantoran Jakarta yang "kecebur" dalam kebodohan finansial. Besar pasak daripada tiang. Entah itu pegawai level staff seperti sekretaris dan admin junior, account executive, manajer muda, bahkan full-fledged manager.

Saya gak akan ngomongin orang2 yang kerja cuma buat cari kartu nama karena ortu atau suami-nya sudah kaya ya. Saya juga gak akan cerita soal ibu2 kaya atau senior manager atau direktris atau pengusaha sukses. Saya berbicara tentang orang2 yang kantong pas2an tapi mental dan gaya hidup (serta gaya belanjanya) sok kaya.

Admin dengan gaji 1,5 juta sebulan dengan entengnya membeli cardigan, sepatu, dan blus peasant lucu2 di Zara dan Mango dengan total harga sebulan gaji. "Kan lagi sale, Mbak." Begitu alasannya.

Atau asisten manajer dengan gaji 5 juta sebulan yang membeli tas Dior seharga 9 juta. "Kan ada kartu kredit." Cetusnya enteng.

Yah, itu hak pribadi sih. Walaupun saya sebagai anak daerah yang merantau ke ibu kota tetap enggak habis pikir, apa enggak sayang ya?

Tapi Renita beda. Tau apa yang bikin beda? Karena ingin tampil gaya, dia tidak mengandalkan kartu kredit atau sale. Dia memperbesar jatah kue-nya alias mencari tambahan penghasilan. Caranya? Rajin jualan di kantor (Yang kebetulan diijinkan asal tidak mengganggu pekerjaan)

Renita rajin jualan, mulai dari barang2 katalog semacam kosmetik Oriflame, tas Sophie Martin, pelbagai alat rumah tangga Tupperware; sampai pashmina, ber macam2 asesoris wanita, pashmina, parfum, kue2 kering menjelang Natal dan Lebaran, parcel, sampai kartu isi ulang pulsa handphone!

Tanpa malu2, dengan luwesnya dia menawarkan barang dagangannya ke sana ke mari. Via email, dari meja ke meja setelah jam kerjanya selesai, bahkan tak segan2 saat ibu atau bapak bos lewat (tentunya sesudah usai jam kerja) Renita akan menawarkan dengan manis, "Ayo, Bapak, beli anting2 buat Ibu-nya di rumah. Pasti istri Bapak tambah sayang deh!"

Dan tentu saja barang dagangan Renita pada umumnya cukup laku. Orang2 kerja yang sibuk tentu saja senang kalau bisa membeli barang2 keperluan (maupun barang2 genit yang sebenarnya tak begitu diperlukan) tanpa harus sowan ke mall. Bayarnya bisa nyicil pula, tunggu tanggal gajian.

Saya pernah bertanya kepada Renita, jualan ini hobi atau iseng saja. Dan jawabnya, "Ya awalnya dulu waktu kuliah iseng saja sih Mbak. Tapi ternyata kok laku dan hasilnya lumayan buat nambah2 uang saku. Ya sudah saya jalanin dengan lebih serius saja Mbak. Siapa tahu suatu hari nanti saya bisa buka toko sendiri."

Kemudian Renita bercerita bahwa semasa kuliah D3, dari hasil keuntungan jualan yang tak seberapa, dia bisa mencukupi kebutuhan membeli alat2 sekolah dan penampilan khas anak muda seperti busana trendi dan pernak-pernik ala kadarnya.

"Ibu saya kan janda dan cuma usaha warung kecil2an Mbak. Adik saya juga masih SMP. Ibu cuma bisa memberi biaya makan dan sekolah. Terserah saya untuk mencukupkan biaya untuk hal2 lain yang bukan kebutuhan utama, " terangnya.

Ia menerangkan bahwa dari gajinya sebagai resepsionis - yang biarpun tidak besar -, itu cukup untuk menutup ongkos transpor, makan, memberi uang bulanan untuk ibunya, dan ditabung. Renita memakai sistem automatic saving, jadi secara otomatis setiap habis gajian 15% jumlah yang dia diterima masuk ke rekening lain yang tidak bisa di kutak-katik.

Sedangkan untuk keperluan2 sekunder ia sebisa mungkin tidak menggunakan penghasilan gajinya. Apakah kebutuhan sekunder itu?

"Jalan2 dengan teman2, nonton, beli baju, sekali2 membelikan hadiah buat adik. Ya gitu deh, Mbak. Lumayan kan dari hasil jualan bisa untuk senang2. Gaji enggak terganggu. Habis gaji saya kan enggak gede, Mbak. Terus gak perlu ngutang pake kartu kredit segala," Renita terkekeh.

Lha kalau pas jualan lagi seret alias gak laku?

"Ya barang2 jualan saya kan semua titipan jadi gak masalah sih. Saya enggak rugi. Tapi ya kalau lagi musim "kering" saya bulan itu mengurangi acara senang2 atau beli2. Enggak pa-pa kok sekali2 tirakat. Toh bulan2 berikutnya biasanya ada rejeki lagi."

Hmmm.... Saya takjub.

Baru kemarin seorang manager muda, bagian finance, mengeluhkan keborosannya membeli barang2 branded sehingga tagihan kartu kreditnya mencapai 3 bulan gajinya. Padahal dia bagian finance! Sedangkan Renita lulusan D3 Sekretaris, tapi dia bukan cuma mengerti mengatur keuangan, tetapi juga mempraktekkannya.

Dan kisah Renita berikutnya membuat saya lebih takjub lagi.

"Saya kan baru saja membuat mailing list dengan sesama Receptionist kantor2 lain di gedung ini Mbak. Jadi lewat wadah itu kami bisa share tips2 kerjaan dan bikin acara makan siang bareng kalau pas ada yang menggantikan kerjaan kami. Dari milis saya juga bisa jualan dan nitip barang dagangan Mbak, jadi doain saja semoga jualan saya tambah laku ke kantor2 lain di gedung sini Mbak." katanya dengan mata berbinar.

Saya kagum.

Ah, Renita, siapa pun yang menjadi suami dan anakmu nanti, mereka sangat beruntung mendapatkan seorang istri dan ibu yang pandai mengatur keuangan.

Mungkin seharusnya kisah Renita ini bisa diangkat menjadi novel "Confession of a Wise Smart-Money-Holic"!

***

A Simple Gal's Journal - Tuesday

Category: Daily Life


Today...


I'm grateful for...
Cuaca yang cerah pagi ini. Tahun ini boleh dibilang tidak ada musim kemarau, dan bangun pagi untuk bekerja mencari sesuap nasi di saat cuaca mendung dan dingin kedengarannya sungguh tidak menarik. Setelah sore yang hujan kemaren, alangkah senangnya bahwa pagi ini matahari bersinar. Mungkin petang nanti mendung akan kembali melanda Jakarta, tapi biarlah. Hujan berarti alangkah suburnya tanah air beta Indonesia, hehehe...


At work...
Berkat lembur kemarin, saya berhasil menyelesaikan financial modeling sebelum deadline hari Jumat. Yayyy!!! Berarti hari2 mendatang saya akan cukup santai, tinggal cek dan ricek saja apakah semuanya sudah betul. (Makanya jam kerja begini saya bisa menulis blog, hehehe) Seorang rekan kerja ber bisik2 mengatakan sedang interview di tempat lain dan most likely akan resign bulan mendatang. Hmmmm... hidup ini memang seperti musim. Orang datang dan pergi seperti ombak di pantai. There's nothing you can do about it but enjoy every moment and make it worth while.

On the lunch menu...

Mie ayam gerobak yang dibelikan OB, dengan extra pangsit (cukup ditambah 2000 rupiah saja). Seorang rekan kerja menawarkan icip2 pastel goreng buatan mama-nya. Isinya wortel, telur, kentang dan potongan2 susis. Sedaaaaap! Ugh, senangnya masih tinggal sama orang tua! Ada yang bikinin makanan!

I just bought...

Empat jenis masker wajah dalam tube kecil2, keluaran Sophie Martin: Cherry/Orange, Honey/Yoghurt, Strawberry/Milk, Green tea/Apple. Saya memang hobi pake masker. Bukan karena saya betulan percaya sama segala bunyi iklan yang menjanjikan kulit halus mulus setelah maskeran, tapi karena maskeran membuat saya rileks dan merupakan salah satu ritual memanjakan diri yang gampang, murah-meriah, dan tak perlu nyalon - cukup dilakukan di kamar kos saja! Makanya saya beli 4 macam sekaligus, mumpung murah ini, dan diskon 10%. Plus, saya tidak perlu ke mal untuk membelinya, cukup pesan melalui katalog yang ditawarkan oleh Receptionist kantor yang memang rajin jualan segala macem produk, mulai dari Oriflame sampai Tupperware.

This evening I will watch...

Resident Evil yang paling anyar. Saya tidak mengikuti film2 sebelumnya, tapi karena teman2 mengajak nonton film itu, ya ok lah. Film-nya lumayan juga kok.

I'm planning to...

Catch up with an old friend. Saya menemukan beberapa teman lama di fesbuk yang kebetulan juga tinggal di Jakarta. Saya berencana akan menelpon 1-2 di antaranya dan janjian untuk ngupi2 bareng. Tidak cukup hanya gaul dengan teman sekantor saja. Saya perlu melebarkan sayap sehingga pergaulan menjadi agak luas. Orang Jakarta memang terkenal (sok) sibuk, tetapi sebagai makhluk individu yang juga sosial, saya merasa perlu tetap menjaga human relationship. And what is the best gift you could offer to someone else? Time. Because that's what your life is made of.

Here's the picture of the delightful face-masks I bought!
***

Senin, September 27, 2010

Everyday Beauty: Making The Best Of What You Have (Or Where You Live)

Category: Tips

Never put up with the mediocrity that surrounds you. Make the best of things.

Jangan pernah menyerah dengan keadaan sekelilingmu yang biasa banget. Cobalah membuat yang terbaik dari situasimu, apa pun itu.

***

I love interior decorating! Teman2 sampain ngeledekin "Lo kayak ibu-ibu ajah..." lantaran hobi saya menata rumah (atau apartemen, atau kamar kos sempit) dan menonton acara2 TV ibu2 seperti Shabby Chic, Home Improvement, dll.

Tentu saja, setelah jadi anak kos, hobi saya menghias rumah jadi terbatas. Tapi saya tidak mau menunggu sampai punya rumah sendiri! Dengan segala keterbatasannya, saya tetap ingin tempat tinggal saya - sekalipun hanya kamar kos seiprit - kelihatan cantik dan homey.

Kali ini saya ingin berbagi my last project: beautifying the bathroom! Atau lebih tepatnya: the toilet! Bisa dilihat gambarnya di atas.

Sudah lama saya jenuh dengan toilet di kos yang "biasa banget". Dulu di IKEA Amrik, saya membeli 1 toilet set yang terdiri dari penutup toilet seat dan keset. Terbuat dari bahan berbulu mirip bulu domba, warnanya biru langit. Waktu itu sedang sale, jadi harganya hanya $ 7.99.

Di Indonesia saya mencoba mencati toilet set sejenis di Ace Hardware, tetapi pilihan motif dan warna sangat terbatas: navy blue, hijau lumut, merah tua. Polos dan tak menarik. Lagipula harganya bikin saya langsung balik badan dan gak jadi beli: lebih dari Rp 250 ribu! Weleh.

Setelah ber pikir2, saya memutuskan untuk membuat toilet set sendiri. Dan inilah hasilnya.

Bagian atas toilet tank saya hias dengan toples plastik bekas kue Lebaran yang sudah saya cuci bersih kemudian saya isi dengan hiasan bulu warna biru muda (juga sisa hiasan keranjang parcel) dan lilin hias berbentuk bunga warna salem - oleh2 teman dari Bali. Di sebelahnya saya taruh asbak logam gratisan yang saya dapat sebagai merchandise salah satu merk rokok yang saya isi dengan shampo hotel. Tadinya saya sempat garuk2 kepala mau dibuat apa asbak ini karena saya gak merokok. Eeee, ternyata ada gunanya juga!



Waktu saya hunting bahan ke ITC Ambassador, saya mampir ke toko serba 6000-an dan membeli handuk tangan mungil warna-warni yang meriah ini. Sekilas kelihatan agak norak, tapi setelah digantung di kamar mandi saya yang mungil, ternyata kelihatan lumayan juga.

Saya juga mendapatkan stiker manis Hello Kitty yang saya tempelkan di toilet tank.



Sebagai bahan utama, yaitu toilet seat cover, saya membeli handuk pink-kuning ini seharga 35 ribu rupiah. Saya tidak pandai menjahit, tapi untuk membuat project ini hanya diperlukan jelujuran sederhana untuk memasukkan tali elastik, seperti bisa dilihat di sini. Bila toilet seat dibuka memang kelihatan kalau yang membuat bukan penjahit ahli, tapi karena tujuannya memang mempercantik toilet seat dalam keadaan tertutup, saya tak terlalu ambil pusing.









Dan voila! Inilah hasil iseng di satu hari Minggu! ^__^



***

Jumat, September 10, 2010

This n That of Ramadhan n Lebaran

Category: Celebration


First of all, selamat hari raya Lebaran bagi semua rekan2 yang beragama Muslim. Maaf lahir dan batin.

Second of all, kirim2 ketupat dooooonk... hihihi...

Karena saya Katolik, saya tidak merayakan Lebaran. Tapi sebagai orang Indonesia yang notabene merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, saya sudah akrab dengan ritual bulan puasa dan Lebaran sejak masih kecil.

Bagi saya, bulan Ramadhan dan Lebaran akan selalu membawa kenangan2 manis seperti ini...

Puasaaaaaa.... Puasaaaaaaa...

Biarpun saya enggak puasa, tapi dari kecil udah biasa denger suara beduk dan anak2 yang lari2 di kampung seraya meneriakkan: "Sahuuuuurrrr.... Sahuuuuurrr..." Jaman sekolah dulu saya sangat senang mendengarnya karena itu berarti sebulan lagi bakal ada libur panjang, heheheh...

Hari2 Ramadhan, mal jadi penuh karena karyawan2 yang tidak puasa - untuk menghormati yang berpuasa - biasanya memilih makan di luar. Catering dihentikan sementara, diganti dengan uang makan. Saya sangat salut dengan rekan Muslim yang malah ikut kita ke mal. "Lho, mang kalau gw puasa seluruh dunia kudu berhenti kegiatan buat menghormati gw. Apa hikmahnya puasa tanpa godaan? Makin banyak godaan makin gede pahala gw donk!" Begitu katanya dengan muka kocak. Hebat deh elo, bro!

Kiriman parcel dan ketupat Lebaran.


Bahkan sampai sudah setua ini (ceile, sok tua de) anak2 di kantor masih hingar-bingar dan liar mendadak saat ada yang dapat kiriman parcel. Dengan sendirinya, sebelum yang empunya parcel sempat protes, isi parcel sudah dijarah dan di bagi2kan dengan se adil2nya dan dalam tempo yang se singkat2nya. Hehehe...
Canda ding, tapi memang parcel yang dikirim ke kantor biasanya dikumpulkan kemudian dikasi nomer dan diundi. Dengan demikian semuanya dapat dan gak memancing kecurigaan atau korupsi yang enggak2.
Anak2 kantor kan suka sok ngeritik pejabat korup tuh. Masa diri sendiri nerima sogokan parcel tanpa bagi2 ke temen2, kan malu atuh!

Jakarta semakin muaceeeeeeetttt ....!!!

Satu hal yang nyebelin pada bulan puasa baik bagi rekan2 Muslim maupun bukan: jam pulang kerja yang biasanya sudah macet jadi semakin tak berperikemanusiaan ajah macetnya!







Mudiiiiiiiiiik .... !!!!

Kalau ini mah, baik yang merayakan atau tidak memang sudah tradisi pulang kampoeng saat libur Lebaran. Jakarta jadi sepi bo...

Liburan ngapain Bu? Jadi pembantu di rumah niiiih...

Ya gitu lah kalo pembantu pada mudik, rekan2 wanita di kantor yang sudah berkeluarga biasanya mengambil cuti tambahan untuk jadi pembantu dan babysitter di rumah, hehehe...
Sekretaris bos saya juga begitu. Pusinglah si bos nanti seminggu sesudah Lebaran enggak punya sekretaris, hihihi...

Bukber bersamaaaaaaaa.... !!!

Yang ini mah acara rutin tiap bulan puasa. Entah puasa enggak puasa kita2 pada bikin acara bukber bersama yang sekaligus menjadi acara temu kangen dengan teman2 yang lama tidak berjumpa. Saya sendiri bisa seminggu 3 kali acara bukber. Dengan temen2 kantor lama. Dengan temen2 eks kuliah. Dengan teman2 eks SMA. Pokoknya banyak deh!
Tiap kali saya bilang mau bukber, temen2 saya pada ngeledek: "Kayak yang lo puasa ajah!"
Biarin! Yang penting hepi2 sambil berjamaah, hehehe...

Oma, Opa, Kakak, Adek, Om, Tante, semua ke mal....

Hari ini hari pertama Lebaran. Sudah bisa dipastikan 99% keluarga2 yang masih nyangkut di Ibu Kota akan rame2 pergi ke mal untuk makan. Seluruh keluarga diboyong. Sampe oma2 yang sudah naik kursi roda juga.
Habis gimana? Di rumah gak ada yang masak.
Warung2 pada tutup.
Baru deh kerasa betapa pentingnya pembantu dan warteg sebagai life support system kita se hari2.



Eniwei... Saya juga mau cabut lunch dengan temen2 yang sama2 gak mudik. So, again, selamat Lebaran dan liburan semuanya!

***

Minggu, Juli 11, 2010

LIPSTICK JUNGLE: The Beauty of Female Friendship






























Category: Feelings & Thoughts
It's the best book I've ever read about cosmopolitan female friendship, ever!
WInners will cheer your success. Losers will envy it, get intimidated by it, and therefore try to make you feel guilty for being successful.
Ini bukanlah review tentang buku Liptick Jungle-nya Candace Bushnell. Tapi bagi yang belum pernah membaca bukunya atau nonton serialnya di TV, ceritanya kira2 tentang tiga sahabat yang masuk list 50 Most Powerful Women in New York City. Jadi jelas bahwa ceritanya adalah tentang wanita2 berusia akhir 30 atau awal 40-an yang cantik, glamor, cerdas, sukses dan tetap feminin. Dua di antaranya sudah menikah dan satu lajang. Tetapi novel ini tidak hanya berkisah tentang perjuangan perempuan2 perkasa untuk meraih dan mempertahankan sukses di dunia bisnis, serta manuver2 yang mereka lakukan untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, suami, pacar, anak2 dan kehidupan pribadi. Tidak. Novel ini juga dengan cantik merajut kisah persahabatan dan solidaritas perempuan. Sahabat yang mendukung satu sama lain. Sahabat yang mendukungmu waktu kamu dipecat, bangkrut, ditinggal suami/pacar, dan bergembira bersamamu waktu kamu mendapat promosi dan karir atau bisnismu melejit luar biasa.
Saya ingin sharing beberapa point pemikiran saya ketika membaca buku Lipstick Jungle ini.
About Successful Women
Saya bukanlah seorang feminist. Saya juga bukan pembenci pria. I think men are wonderful! Saya bersyukur bahwa dengan segala macam isu gender equality, wanita2 di Indonesia masih senang dan happy menjadi perempuan. Perempuan yang memang sudah hebat apa adanya, sesuai kodratnya, seperti diciptakan Tuhan, tanpa perlu bersaing atau menjadi laki-laki.
Menurut saya, wanita adalah the gift of love and the vessel of love. Ia adalah karunia yang sekaligus memberikan dirinya sendiri. Karena itulah banyak orang yang mengatakan bahwa kodrat wanita adalah menjadi istri dan ibu.
Tetapi apakah itu berarti seorang perempuan tidak boleh atau tidak bisa sukses dalam karir dan dunia bisnis?
Tidak juga.
Yang saya suka dari ketiga tokoh perempuan dalam Lipstick Jungle ini adalah, mereka ini perempuan2 yang sukses karena memang menginginkannya. Mereka menghendaki sukses sebagai seorang manusia utuh dan seorang perempuan. Bukan untuk bersaing dengan laki-laki atau menunjukkan bahwa "Perempuan juga bisa!"
Seorang perempuan yang sukses, puas dan bahagia, tidak akan merasa perlu untuk membuktikan kepada siapa pun bahwa ia bisa menyamai atau lebih daripada pria. Ia ingin sukses sebagai manusia. Itu saja. Itulah sebabnya ia bahagia dan mensyukuri kodratnya, bukannya malahan mengutuknya atau ingin menjadi laki2.
A real woman will not want to be a man because she knows her worth as a woman.
It's always harder for Women
Seorang wanita, setinggi apa pun dia berkibar dalam percaturan bisnis, masyarakat Timur akan tetap menuntutnya untuk "turun" menjadi perempuan. Apabila seorang laki2 sering pulang malam dengan alasan bisnis atau rapat atau kudu entertain tamu, masyarakat akan memakluminya dan sang istri dilarang kelewat banyak protes atau cerewet. Tapi kalau seorang perempuan melakukan hal yang sama? Oh no... Jangan harap dunia dan suami akan mau mengerti.
Tak adil? Well, the strange thing, somehow, sometimes, it's fair in all its unfairness.
Itulah kodrat. I won't deny it.
Itulah sebabnya perempuan tercipta sebagai makhluk multi-tasking. Dia bisa menjadi wanita karir sekaligus mengurus rumah tangga. Kalau perlu ia bisa menerima telpon bisnis, membuat nasi goreng untuk sarapan suami, menggendong bayi, dan sekaligus mencemplungkan pakaian kotor ke mesin cuci. Laki2 tidak diciptakan dengan otak yang multi-tasking.
Itulah sebabnya saya bilang somehow it's fair in what seemingly unfair.
Strong Men won't get intimidated by Successful Women
Hanya lelaki yang tidak pede dan insecure yang tidak rela istrinya sukses. Saya punya teman perempuan - sebut saja namanya Asri - yang tadinya kerja kantoran lalu disuruh suaminya jadi ibu rumah tangga setelah menikah dan punya anak. Lama2 Asri bosan karena sebagai homemaker kerjaannya tidak banyak dan sebagian dikerjakan pembantu. Lagipula gaji suaminya sangat pas2an untuk biaya pendidikan anak. Akhirnya dia mulai berbisnis makanan kecil2an, yang akhirnya berkembang menjadi usaha catering yang sukses dan mempekerjakan 10 orang pegawai. Tahu2 penghasilannya melejit melebihi penghasilan sang suami yang bekerja sebagai manager di sebuah bank. Masalah mulai timbul. Sang suami yang tadinya adem ayem mulai sering marah2 dan memaksa Asri berhenti usaha catering, yang ditolak oleh Asri karena mereka ber cita2 menyekolahkan anak ke luar negeri dan penghasilan dari catering bisa dicadangkan untuk tujuan itu. Lagipula dia merasa larangan itu tidak masuk akal karena dia hanya bekerja beberapa jam setiap pagi dan tetap punya banyak waktu untuk mengurus rumah tangga serta menjadi istri dan ibu yang baik. Lama2 sang suami semakin gila2an, sering pulang malam, digosipkan punya pacar di luaran, dan sering me maki2 Asri, menuduh Asri sebagai istri tak berbakti yang menelantarkan anak dan suami demi pekerjaan. Tentu saja ini alasan yang di bikin2 Lha wong saya tahu sebagian besar kerjaan catering dilakukan oleh pegawai. Asri hanya mengawasi, itu pun di rumahnya sendiri sehingga ia tetap bisa menjemput anak dari sekolah, mengajak si kecil jalan2, menyiapkan baju suami, memasakkan makanan kesukaan sang suami, berdandan cantik saat menyambut suami pulang kerja. Apa yang kurang coba! Puncaknya adalah ketika Asri hamil anak kedua dan sang suami mulai memukulinya. Akhirnya mereka bercerai karena Asri tak tahan dipukuli.
Suami Asri adalah contoh lelaki lemah yang tak tahan melihat pasangannya lebih sukses dari dirinya. Kemarahannya bisa dimaklumi kalau Asri terlalu berkonsentrasi pada usaha catering dan menelantarkan keluarganya, lha tapi ini enggak kok!
Mungkin Anda berkata, lha ya jelas suaminya iri dan cemburu wong karir suaminya biasa2 aja. Coba kalau suaminya direktur, pasti gak takut istrinya sukses!
Ah, enggak juga. Tergantung laki-nya. Seorang laki2 yang punya karakter kuat, akan tetap bisa menjadi pemimpin dalam keluarganya, tak peduli seberapa tinggi istrinya terbang. Kesuksesan istrinya tidak akan membuat ia takut.
Sebanyak saya melihat contoh lelaki lemah seperti suami Asri, sebanyak itu pula saya melihat contoh lelaki berkepribadian kuat yang mendukung kesuksesan istrinya. Dan memang, ada di antara mereka yang direktur atau pengusaha sukses. Tapi ada juga teman saya di Amerika, John, yang menjadi "stay-at-home-dad" karena berdasarkan kesepakatan bersama, sang istri-lah yang bekerja mencari nafkah, sang suami di rumah mengurus anak. Penyebabnya adalah karena sang suami tahu karir istrinya sebagai senior buyer di perusahaan retail raksasa memang jauh lebih bagus dan mencorong daripada karirnya (yang juga di retail). Jadi masuk akal kalau sang suami yang mengalah dan memilih tinggal di rumah bersama anak2. Toh begitu sampai rumah sang istri - Lindsay - langsung menanggalkan atribut bos dan berubah menjadi istri yang suka ber manja2 dengan suaminya.
A real man will not get intimidated by his lady's success because he knows his worth as a man.
Winners will celebrate your Success. Losers will envy it and try to make you feel bad for being successful
Pernah dengar orang2 yang mendadak sinis saat mendengar kabar bahwa teman mereka mendapat promosi dan kenaikan gaji?
Atau cewek yang mulutnya nyinyir saat teman cewe yang duduk di kubikel sebelahnya dapat pacar super tajir yang punya 5 biji Jaguar?
Istri judes dan egois yang ngomel dan nangis me rengek2 mulu karena sang suami mendapat kepercayaan dari kantor untuk meninjau pabrik di luar negeri sedangkan sang istri harus tinggal di rumah karena sedang hamil 8 bulan dan tidak boleh ikut terbang naik pesawat?
Atau ya seperti suami si Asri yang menuduh Asri istri tak berbakti saat usaha Asri menuai sukses?
Orang2 sukses bisa bergembira untuk kesuksesan orang lain. Bagi mereka, kesuksesan teman, suami, istri atau pacar menjadi cambuk dalam arti positif yang mengobarkan motivasi mereka sendiri untuk juga ikut bertambah sukses.
On the contrary, pecundang tidak bisa ikut senang untuk kesuksesan orang lain, biarpun teman atau pasangannya sendiri, karena ia takut bahwa dirinya tidak akan mampu meraih sukses yang sama dan bakal tertinggal di belakang.
Winners want to fly with you - up there.
Losers cannot fly with you, therefore they will try to cut your wings so you will stay with them - down there.
If a person truly loves you, even if he/she cannot fly with you up there, they will look up to the beautiful you soaring high, with a sincere smile and prayer.
The Old Successful Woman want to be the only woman in the world of Men. The New Successful Woman want to be in the world of Successful Women
Dulu di kantor lama saya ada satu cewe manager-wannabe bernama Widi, yang selalu menjadi satu2nya cewe di acara lunch-nya Power Clique - kumpulan cowo2 level manager ke atas atau ya boleh dibilang kumpulan cowo2 yang punya power di kantor. Pada suatu hari seorang manager baru yang smart dan cantik bernama Sofia diundang bergabung pada acara lunch "eksklusif" itu. Wuih! Anda akan heran melihat ekspresi Widi yang langsung berubah jadi seperti lagu Balonku Ada Lima. Merah-kuning-kelabu-merah muda-dan-biru. Belum tatapan matanya yang setajam kapak dan cungiran bibirnya yang seperti pincuk rujak. Widi tak senang bahwa ada cewe lain yang juga bergabung di Power Clique. Ia melihat Sofia sebagai saingan sekaligus ancaman.
Itulah tipe cewe bisnis model lama.
Di Lipstick Jungle, diceritakan bahwa cewe2 sukses model baru justru senang bergaul dengan sesama cewe sukses. Walaupun juga bersaing, mereka tetap bisa berteman dan bersahabat, saling mendukung, saling bertukar tips soal office politics, baju, make-up, cowo. Harap diingat bahwa lelaki dan perempuan berbeda. Office politics lelaki dan perempuan juga berbeda. Karena itulah menurut saya bodoh bener kalau seorang perempuan tidak mau bergaul dengan sesama perempuan sukses, dan hanya mau bergaul dengan pria. Ia bisa belajar banyak dari sesama perempuan sukses karena mereka menghadapi masalah2 yang sama dan bisa dipecahkan bersama: masalah2 khas perempuan!
Don't ever take your friends - male and female friends, but especially female friends - for granted. Female friendship is wonderful!
Saya melihat kecenderungan pada kaum perempuan - termasuk pada diri saya sendiri - bahwa kita kaum wanita paling akrab pada saat masih single.
Siapa yang kamu telpon saat kamu lagi jomblo dan ingin nonton film di mal? Girlfriend.
Siapa yang kamu ajak curhat waktu kamu naksir cowo keren di kantor sebelah? Girlfriend.
Siapa yang menghibur kamu saat nangis2 karena ditinggal pacar? Girlfriend.
Tapi di saat seorang perempuan:
  1. Barusan punya pacar
  2. Sudah married
  3. Punya anak
??? Biasanya kita lupa kepada teman2 perempuan kita. Ladies, girlfriends are not an alternative for those times when you have no one in your life! Justru kehadiran teman2 perempuan pada saat kamu sudah punya pacar, sudah menikah dan punya anak akan menambah kaya hidupmu!

Remember, the rainbow of life consist of many colors. Girlfriends - and other friends - make one of them. To neglect your friends just because you've already had someone in your life is to miss the point entirely.

***

Selasa, Juli 06, 2010

Pesta Buku Jakarta 2010

Category: Event

Hari Minggu kemarin sambang ke Pesta Buku Jakarta 2010 di Istora Senayan. Dari pagi sudah siap2 pake baju yang enak dipake, sepatu keds, dan bawa backpack. Bawa botol minum dan cemilan. Tisu dan sabun cair Antis. Pokoknya persiapannya gak kalah seru sama kalo mau naik gunung dah.

Soalnya berdasarkan pengalaman tahun2 lalu, acara ini ruameeeee banget. Dan sebagai penggemar buku kelas berat, saya bisa menghabiskan waktu dari jam 10 pagi sampe jam 9 malam di lokasi. Tahun 2008 saya pulang dengan menenteng hampir 60 buku. Memang sih sekitar 15-an titipan temen... Tapi tetep ajah. Pegelnya itu bo!

Bener juga, kali ini pun saya pulang menenteng 35 buah buku. Kalap. Soalnya murah banget. Novel dijual sekitar 5000-15000 perak. Novel tebal The Last Concubine yang di Gramedia harganya 80 ribu, di sini bisa didapat dengan 35 ribu rupiah saja.

Tuh, gambar di atas menunjukkan hasil perburuan saya.

Pesta Buku Jakarta ini masih akan berlangsung sampai dengan 11 Juli nanti, jadi bagi yang pengen pergi, masih belum telat. Masih bisa mampir wiken ini.

Beberapa tips:
  1. Pake baju dan sepatu yang enak dipake. Jangan pake high heels. Kalo bisa pake sepatu keds tertutup deh, biar jari kaki gak keinjek, soalnya rame banget!
  2. Adik kecil apalagi adek bayi ditinggal di rumah saja. Kesian. Udah rame, karena mereka masih pendek, sumpek di bawah sana dan kegencet orang2 dewasa.
  3. Kalau mau rada sepi, datang sebelum jam 10 pagi atau sesudah jam 6 sore. Mereka buka sampai jam 9 malam.
  4. Kalau mau borong, bawa backpack, biar tangan gak serasa mau copot nenteng2 kantung plastik berisi buku. Lebih ok kalo bisa naek mobil dan parkir deket pintu masuk. Jadi kalau belanjaan sudah penuh, bisa taruh di mobil dulu, terus masuk lagi hunting lagi.
  5. Di lokasi dijual makanan dan minuman jadi gak perlu kuatir kelaperan. Tapi ya harganya agak mahal dibanding makanan sejenis di luaran. Seporsi nasi ayam goreng harganya 24 ribu. Harga di mal biarpun tempat gak sekeren di mal.
  6. WC penuh dan tidak bersih. Juga tidak ada tisu WC. Jadi mendingan bawa tisu dan juga sabun cair macam Antis untuk mencuci tangan.
  7. Bagi Anda yang ingin ramah lingkungan, jangan menerima kantung plastik tiap kali belanja di suatu stand. Sayang kan kalo Anda belanja cuma 1 buku di 10 stand yang ber beda2 lantas pake 10 kantung plastik. Mendingan yang bisa digabung minta digabung Anda di tas yang sudah kadung ditenteng. Bumi memerlukan 1000 tahun untuk menghancurkan limbah plastik. (Mulai kumat cerewetnya...)
  8. Yang dijual di Pesta Buku Jakarta adalah buku2 berbahasa Indonesia. Bagi penggemar buku impor, bisa menunggu pameran buku tahunan yang di JCC. Lupa namanya tapi biasanya selang beberapa bulan sesudah PBJ ini.

Terakhir di Senayan juga berbarengan ada Festival Makanan Bango, Opera Bobo dan Pameran Circus. Saya kurang tahu tentang acara tersebut, tapi sepertinya cukup oke untuk hiburan keluarga.

***

Rabu, Juni 16, 2010

Rain & Visitors (Untung Udah Bebenah)

Category: Daily Life

Gara2 hujan saya jadi kedatangan tamu...

Lima menit yang lalu 2 orang rekan perempuan sekantor barusan meninggalkan kamar kos2an saya. Ini pertama kalinya teman kantor baru saya maen ke kos. Dan sama sekali tanpa rencana! Tadinya kami bertiga hanya berniat makan nasi uduk di warung seberang. Kami bertiga cukup berjalan kaki karena jarak yang tak jauh. Saat kami tengah makan, hujan yang tadinya hanya rintik2 mendadak tercurah lebat. Jalan kaki ke kantor - biarpun dekat - jadi terasa jauh. Salah seorang rekan, Sherry, mengusulkan untuk "meneduh" di kos2an saya sampai hujan reda. Kos2an saya memang dekat sekali dengan tempat kami makan.

Jadilah saya, Sherry dan Elisa kongkow2 di kamar kos saya yang sempit. Kami duduk di ranjang saya yang tertutup sprei motif beruang2an coklat dan biru, sambil asik ngerumpi. Dalam hati saya membatin: "Untuuuung kamar saya lagi lumayan bersih dan rapi. Kalo enggak kan malu2in!"

Saat masuk kamar otomatis mata saya langsung melipir kian kemari dengan kecepatan cahaya. Hmmm... amaaaan... Sprei dan selimut rapih. Toples2 cemilan berbaris manis. Keset tergelar apik, tidak mleat-mleot. Gak ada tumpukan pakaian yang berantakan di atas tempat tidur seperti biasa. (Soalnya saya punya kebiasaan jelek melemparkan baju2 yang batal dipakai ke segala penjuru, alih2 melipat atau menggantungkannya kembali di lemari) Koleksi buku saya pun tertata di rak. Beberapa buku berserakan di atas meja tapi kalo itu mah gak pa-pa.

Sekali lagi saya menyadari betapa pentingnya menjaga agak tempat tinggal saya yang mungil ini senantiasa bersih dan rapi. Paling tidak enggak malu2in lah. You never know when you'll have a visitor and you never know who that visitor will be. Sherry, biarpun rekan yang cukup menyenangkan dan tangkas dalam bekerja, mulutnya seringkali ember ke mana2. Kalau kamar saya amburadul, dia tak akan segan2 menyiarkan warta berita ke seluruh penjuru kantor bahwa saya adalah perempuan jorok dan gak becus merawat tempat tinggal saya sendiri yang cuma berukuran sekian kali sekian meter persegi.

Sekalian, saya mau share gambar di bawah, karena sesuai dengan hari yang hujan ini.


Ini adalah etalase sebuah toko di Seattle. yang terkenal sebagai Kota Hujan (selain terkenal sebagai kota asalnya warung ngupi yang terkenal ke seantero dunia, namanya Starbucks). Soalnya bisa jadi dalam setahun yang terdiri 12 bulan, mereka mengalami 10 bulan mendung atau hujan. Pemilik toko membuat semacam "tirai" dari kartu2 kecil dalam berbagai nuansa warna biru yang digunting berbentuk tetes2 air hujan, lalu dirangkai dengan benang senar untuk memancing. Yang lucu, tiap kali ada pengunjung yang keluar atau masuk ke toko, angin yang berhembus masuk membuat "tirai" hujan itu bergoyang lembut kian-kemari, seperti hujan betulan. Kreatif!

***