Minggu, Juli 11, 2010

LIPSTICK JUNGLE: The Beauty of Female Friendship






























Category: Feelings & Thoughts
It's the best book I've ever read about cosmopolitan female friendship, ever!
WInners will cheer your success. Losers will envy it, get intimidated by it, and therefore try to make you feel guilty for being successful.
Ini bukanlah review tentang buku Liptick Jungle-nya Candace Bushnell. Tapi bagi yang belum pernah membaca bukunya atau nonton serialnya di TV, ceritanya kira2 tentang tiga sahabat yang masuk list 50 Most Powerful Women in New York City. Jadi jelas bahwa ceritanya adalah tentang wanita2 berusia akhir 30 atau awal 40-an yang cantik, glamor, cerdas, sukses dan tetap feminin. Dua di antaranya sudah menikah dan satu lajang. Tetapi novel ini tidak hanya berkisah tentang perjuangan perempuan2 perkasa untuk meraih dan mempertahankan sukses di dunia bisnis, serta manuver2 yang mereka lakukan untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, suami, pacar, anak2 dan kehidupan pribadi. Tidak. Novel ini juga dengan cantik merajut kisah persahabatan dan solidaritas perempuan. Sahabat yang mendukung satu sama lain. Sahabat yang mendukungmu waktu kamu dipecat, bangkrut, ditinggal suami/pacar, dan bergembira bersamamu waktu kamu mendapat promosi dan karir atau bisnismu melejit luar biasa.
Saya ingin sharing beberapa point pemikiran saya ketika membaca buku Lipstick Jungle ini.
About Successful Women
Saya bukanlah seorang feminist. Saya juga bukan pembenci pria. I think men are wonderful! Saya bersyukur bahwa dengan segala macam isu gender equality, wanita2 di Indonesia masih senang dan happy menjadi perempuan. Perempuan yang memang sudah hebat apa adanya, sesuai kodratnya, seperti diciptakan Tuhan, tanpa perlu bersaing atau menjadi laki-laki.
Menurut saya, wanita adalah the gift of love and the vessel of love. Ia adalah karunia yang sekaligus memberikan dirinya sendiri. Karena itulah banyak orang yang mengatakan bahwa kodrat wanita adalah menjadi istri dan ibu.
Tetapi apakah itu berarti seorang perempuan tidak boleh atau tidak bisa sukses dalam karir dan dunia bisnis?
Tidak juga.
Yang saya suka dari ketiga tokoh perempuan dalam Lipstick Jungle ini adalah, mereka ini perempuan2 yang sukses karena memang menginginkannya. Mereka menghendaki sukses sebagai seorang manusia utuh dan seorang perempuan. Bukan untuk bersaing dengan laki-laki atau menunjukkan bahwa "Perempuan juga bisa!"
Seorang perempuan yang sukses, puas dan bahagia, tidak akan merasa perlu untuk membuktikan kepada siapa pun bahwa ia bisa menyamai atau lebih daripada pria. Ia ingin sukses sebagai manusia. Itu saja. Itulah sebabnya ia bahagia dan mensyukuri kodratnya, bukannya malahan mengutuknya atau ingin menjadi laki2.
A real woman will not want to be a man because she knows her worth as a woman.
It's always harder for Women
Seorang wanita, setinggi apa pun dia berkibar dalam percaturan bisnis, masyarakat Timur akan tetap menuntutnya untuk "turun" menjadi perempuan. Apabila seorang laki2 sering pulang malam dengan alasan bisnis atau rapat atau kudu entertain tamu, masyarakat akan memakluminya dan sang istri dilarang kelewat banyak protes atau cerewet. Tapi kalau seorang perempuan melakukan hal yang sama? Oh no... Jangan harap dunia dan suami akan mau mengerti.
Tak adil? Well, the strange thing, somehow, sometimes, it's fair in all its unfairness.
Itulah kodrat. I won't deny it.
Itulah sebabnya perempuan tercipta sebagai makhluk multi-tasking. Dia bisa menjadi wanita karir sekaligus mengurus rumah tangga. Kalau perlu ia bisa menerima telpon bisnis, membuat nasi goreng untuk sarapan suami, menggendong bayi, dan sekaligus mencemplungkan pakaian kotor ke mesin cuci. Laki2 tidak diciptakan dengan otak yang multi-tasking.
Itulah sebabnya saya bilang somehow it's fair in what seemingly unfair.
Strong Men won't get intimidated by Successful Women
Hanya lelaki yang tidak pede dan insecure yang tidak rela istrinya sukses. Saya punya teman perempuan - sebut saja namanya Asri - yang tadinya kerja kantoran lalu disuruh suaminya jadi ibu rumah tangga setelah menikah dan punya anak. Lama2 Asri bosan karena sebagai homemaker kerjaannya tidak banyak dan sebagian dikerjakan pembantu. Lagipula gaji suaminya sangat pas2an untuk biaya pendidikan anak. Akhirnya dia mulai berbisnis makanan kecil2an, yang akhirnya berkembang menjadi usaha catering yang sukses dan mempekerjakan 10 orang pegawai. Tahu2 penghasilannya melejit melebihi penghasilan sang suami yang bekerja sebagai manager di sebuah bank. Masalah mulai timbul. Sang suami yang tadinya adem ayem mulai sering marah2 dan memaksa Asri berhenti usaha catering, yang ditolak oleh Asri karena mereka ber cita2 menyekolahkan anak ke luar negeri dan penghasilan dari catering bisa dicadangkan untuk tujuan itu. Lagipula dia merasa larangan itu tidak masuk akal karena dia hanya bekerja beberapa jam setiap pagi dan tetap punya banyak waktu untuk mengurus rumah tangga serta menjadi istri dan ibu yang baik. Lama2 sang suami semakin gila2an, sering pulang malam, digosipkan punya pacar di luaran, dan sering me maki2 Asri, menuduh Asri sebagai istri tak berbakti yang menelantarkan anak dan suami demi pekerjaan. Tentu saja ini alasan yang di bikin2 Lha wong saya tahu sebagian besar kerjaan catering dilakukan oleh pegawai. Asri hanya mengawasi, itu pun di rumahnya sendiri sehingga ia tetap bisa menjemput anak dari sekolah, mengajak si kecil jalan2, menyiapkan baju suami, memasakkan makanan kesukaan sang suami, berdandan cantik saat menyambut suami pulang kerja. Apa yang kurang coba! Puncaknya adalah ketika Asri hamil anak kedua dan sang suami mulai memukulinya. Akhirnya mereka bercerai karena Asri tak tahan dipukuli.
Suami Asri adalah contoh lelaki lemah yang tak tahan melihat pasangannya lebih sukses dari dirinya. Kemarahannya bisa dimaklumi kalau Asri terlalu berkonsentrasi pada usaha catering dan menelantarkan keluarganya, lha tapi ini enggak kok!
Mungkin Anda berkata, lha ya jelas suaminya iri dan cemburu wong karir suaminya biasa2 aja. Coba kalau suaminya direktur, pasti gak takut istrinya sukses!
Ah, enggak juga. Tergantung laki-nya. Seorang laki2 yang punya karakter kuat, akan tetap bisa menjadi pemimpin dalam keluarganya, tak peduli seberapa tinggi istrinya terbang. Kesuksesan istrinya tidak akan membuat ia takut.
Sebanyak saya melihat contoh lelaki lemah seperti suami Asri, sebanyak itu pula saya melihat contoh lelaki berkepribadian kuat yang mendukung kesuksesan istrinya. Dan memang, ada di antara mereka yang direktur atau pengusaha sukses. Tapi ada juga teman saya di Amerika, John, yang menjadi "stay-at-home-dad" karena berdasarkan kesepakatan bersama, sang istri-lah yang bekerja mencari nafkah, sang suami di rumah mengurus anak. Penyebabnya adalah karena sang suami tahu karir istrinya sebagai senior buyer di perusahaan retail raksasa memang jauh lebih bagus dan mencorong daripada karirnya (yang juga di retail). Jadi masuk akal kalau sang suami yang mengalah dan memilih tinggal di rumah bersama anak2. Toh begitu sampai rumah sang istri - Lindsay - langsung menanggalkan atribut bos dan berubah menjadi istri yang suka ber manja2 dengan suaminya.
A real man will not get intimidated by his lady's success because he knows his worth as a man.
Winners will celebrate your Success. Losers will envy it and try to make you feel bad for being successful
Pernah dengar orang2 yang mendadak sinis saat mendengar kabar bahwa teman mereka mendapat promosi dan kenaikan gaji?
Atau cewek yang mulutnya nyinyir saat teman cewe yang duduk di kubikel sebelahnya dapat pacar super tajir yang punya 5 biji Jaguar?
Istri judes dan egois yang ngomel dan nangis me rengek2 mulu karena sang suami mendapat kepercayaan dari kantor untuk meninjau pabrik di luar negeri sedangkan sang istri harus tinggal di rumah karena sedang hamil 8 bulan dan tidak boleh ikut terbang naik pesawat?
Atau ya seperti suami si Asri yang menuduh Asri istri tak berbakti saat usaha Asri menuai sukses?
Orang2 sukses bisa bergembira untuk kesuksesan orang lain. Bagi mereka, kesuksesan teman, suami, istri atau pacar menjadi cambuk dalam arti positif yang mengobarkan motivasi mereka sendiri untuk juga ikut bertambah sukses.
On the contrary, pecundang tidak bisa ikut senang untuk kesuksesan orang lain, biarpun teman atau pasangannya sendiri, karena ia takut bahwa dirinya tidak akan mampu meraih sukses yang sama dan bakal tertinggal di belakang.
Winners want to fly with you - up there.
Losers cannot fly with you, therefore they will try to cut your wings so you will stay with them - down there.
If a person truly loves you, even if he/she cannot fly with you up there, they will look up to the beautiful you soaring high, with a sincere smile and prayer.
The Old Successful Woman want to be the only woman in the world of Men. The New Successful Woman want to be in the world of Successful Women
Dulu di kantor lama saya ada satu cewe manager-wannabe bernama Widi, yang selalu menjadi satu2nya cewe di acara lunch-nya Power Clique - kumpulan cowo2 level manager ke atas atau ya boleh dibilang kumpulan cowo2 yang punya power di kantor. Pada suatu hari seorang manager baru yang smart dan cantik bernama Sofia diundang bergabung pada acara lunch "eksklusif" itu. Wuih! Anda akan heran melihat ekspresi Widi yang langsung berubah jadi seperti lagu Balonku Ada Lima. Merah-kuning-kelabu-merah muda-dan-biru. Belum tatapan matanya yang setajam kapak dan cungiran bibirnya yang seperti pincuk rujak. Widi tak senang bahwa ada cewe lain yang juga bergabung di Power Clique. Ia melihat Sofia sebagai saingan sekaligus ancaman.
Itulah tipe cewe bisnis model lama.
Di Lipstick Jungle, diceritakan bahwa cewe2 sukses model baru justru senang bergaul dengan sesama cewe sukses. Walaupun juga bersaing, mereka tetap bisa berteman dan bersahabat, saling mendukung, saling bertukar tips soal office politics, baju, make-up, cowo. Harap diingat bahwa lelaki dan perempuan berbeda. Office politics lelaki dan perempuan juga berbeda. Karena itulah menurut saya bodoh bener kalau seorang perempuan tidak mau bergaul dengan sesama perempuan sukses, dan hanya mau bergaul dengan pria. Ia bisa belajar banyak dari sesama perempuan sukses karena mereka menghadapi masalah2 yang sama dan bisa dipecahkan bersama: masalah2 khas perempuan!
Don't ever take your friends - male and female friends, but especially female friends - for granted. Female friendship is wonderful!
Saya melihat kecenderungan pada kaum perempuan - termasuk pada diri saya sendiri - bahwa kita kaum wanita paling akrab pada saat masih single.
Siapa yang kamu telpon saat kamu lagi jomblo dan ingin nonton film di mal? Girlfriend.
Siapa yang kamu ajak curhat waktu kamu naksir cowo keren di kantor sebelah? Girlfriend.
Siapa yang menghibur kamu saat nangis2 karena ditinggal pacar? Girlfriend.
Tapi di saat seorang perempuan:
  1. Barusan punya pacar
  2. Sudah married
  3. Punya anak
??? Biasanya kita lupa kepada teman2 perempuan kita. Ladies, girlfriends are not an alternative for those times when you have no one in your life! Justru kehadiran teman2 perempuan pada saat kamu sudah punya pacar, sudah menikah dan punya anak akan menambah kaya hidupmu!

Remember, the rainbow of life consist of many colors. Girlfriends - and other friends - make one of them. To neglect your friends just because you've already had someone in your life is to miss the point entirely.

***

Selasa, Juli 06, 2010

Pesta Buku Jakarta 2010

Category: Event

Hari Minggu kemarin sambang ke Pesta Buku Jakarta 2010 di Istora Senayan. Dari pagi sudah siap2 pake baju yang enak dipake, sepatu keds, dan bawa backpack. Bawa botol minum dan cemilan. Tisu dan sabun cair Antis. Pokoknya persiapannya gak kalah seru sama kalo mau naik gunung dah.

Soalnya berdasarkan pengalaman tahun2 lalu, acara ini ruameeeee banget. Dan sebagai penggemar buku kelas berat, saya bisa menghabiskan waktu dari jam 10 pagi sampe jam 9 malam di lokasi. Tahun 2008 saya pulang dengan menenteng hampir 60 buku. Memang sih sekitar 15-an titipan temen... Tapi tetep ajah. Pegelnya itu bo!

Bener juga, kali ini pun saya pulang menenteng 35 buah buku. Kalap. Soalnya murah banget. Novel dijual sekitar 5000-15000 perak. Novel tebal The Last Concubine yang di Gramedia harganya 80 ribu, di sini bisa didapat dengan 35 ribu rupiah saja.

Tuh, gambar di atas menunjukkan hasil perburuan saya.

Pesta Buku Jakarta ini masih akan berlangsung sampai dengan 11 Juli nanti, jadi bagi yang pengen pergi, masih belum telat. Masih bisa mampir wiken ini.

Beberapa tips:
  1. Pake baju dan sepatu yang enak dipake. Jangan pake high heels. Kalo bisa pake sepatu keds tertutup deh, biar jari kaki gak keinjek, soalnya rame banget!
  2. Adik kecil apalagi adek bayi ditinggal di rumah saja. Kesian. Udah rame, karena mereka masih pendek, sumpek di bawah sana dan kegencet orang2 dewasa.
  3. Kalau mau rada sepi, datang sebelum jam 10 pagi atau sesudah jam 6 sore. Mereka buka sampai jam 9 malam.
  4. Kalau mau borong, bawa backpack, biar tangan gak serasa mau copot nenteng2 kantung plastik berisi buku. Lebih ok kalo bisa naek mobil dan parkir deket pintu masuk. Jadi kalau belanjaan sudah penuh, bisa taruh di mobil dulu, terus masuk lagi hunting lagi.
  5. Di lokasi dijual makanan dan minuman jadi gak perlu kuatir kelaperan. Tapi ya harganya agak mahal dibanding makanan sejenis di luaran. Seporsi nasi ayam goreng harganya 24 ribu. Harga di mal biarpun tempat gak sekeren di mal.
  6. WC penuh dan tidak bersih. Juga tidak ada tisu WC. Jadi mendingan bawa tisu dan juga sabun cair macam Antis untuk mencuci tangan.
  7. Bagi Anda yang ingin ramah lingkungan, jangan menerima kantung plastik tiap kali belanja di suatu stand. Sayang kan kalo Anda belanja cuma 1 buku di 10 stand yang ber beda2 lantas pake 10 kantung plastik. Mendingan yang bisa digabung minta digabung Anda di tas yang sudah kadung ditenteng. Bumi memerlukan 1000 tahun untuk menghancurkan limbah plastik. (Mulai kumat cerewetnya...)
  8. Yang dijual di Pesta Buku Jakarta adalah buku2 berbahasa Indonesia. Bagi penggemar buku impor, bisa menunggu pameran buku tahunan yang di JCC. Lupa namanya tapi biasanya selang beberapa bulan sesudah PBJ ini.

Terakhir di Senayan juga berbarengan ada Festival Makanan Bango, Opera Bobo dan Pameran Circus. Saya kurang tahu tentang acara tersebut, tapi sepertinya cukup oke untuk hiburan keluarga.

***