Minggu, Oktober 31, 2010

Happy Halloween!

Category: Celebration



Biarpun ini bukan Amerika, I welcome every opportunity to have a lil' celebration, eat candies, and be merry!

Ini adalah foto pajangan Halloween ala kadarnya yang saya punya. Boneka2 mungil dengan tema warna2 musim gugur: sage green, mud brown, yellow, and pumpkin orange. Saya membelinya di toko Daiso. Tatakan keramik bentuk hati adalah oleh2 teman waktu dia training ke luar negeri. Taplak meja warna hijau ini sebenarnya bukan taplak meja, tapi sehelai kain bekas sprei yang sudah digunting persegi lalu dikelim untuk "membungkus" meja kecil saya. Maklum, anak kos dengan dana terbatas. Mana bisa majang dekorasi yang wah. :P

Happy Halloween, Everyone!

***

Sabtu, Oktober 30, 2010

Go Green ala Orang Males

God gives us The Great Mother Earth.
For all these years, she has loved us and blessed us with bounty.
Love her back.


Category: Tips

Dengan maraknya bencana alam yang menimpa negeri kita tercinta ini, saya jadi kepingin share sedikit tentang gerakan go green kecil2an yang selama beberapa tahun ini dijalankan oleh sekelompok anak muda Jakarta - salah satunya saya.

Sebagai orang muda yang senang gaul, sibuk cari duit, jalan2, pacaran, hura2, kebanyakan tips go green membuat kami merinding. Berhenti pake mobil? Ogah lah yao. Naek sepeda ke kantor? Ngngng... boleh lah kalo ini Singapore, tapi kalo di Jakarta kayaknya males deh ngisep udara debu. Gak makan daging? Amit2... Belum ikhlas bo!

Pada prinsipnya, kami, saya percaya bahwa cara terbaik untuk go green adalah dengan urutan berikut. Nomor 1: REDUCE consumption. Nomor 2: RECYCLE what you've already had. Nomor bontot: baru deh SUBSTITUTE.

Saya basically gak setuju dengan SUBSTITUTE. Kenapa? Karena ini sebenarnya go green "tepu2", menurut saya. Contoh, di acara Oprah, Sandra Bullock pernah menunjukkan bagaimana dia suka makan di restoran yang tidak menggunakan sendok garpu plastik sekali buang, tetapi sendok garpu sekali pakai yang terbuat dari... kentang. Lalu Cameron Diaz menggunakan mobil berbahan bakar minyak nabati.

Nah, kenapa saya gak setuju? Karena yang namanya barang pengganti tetap saja membutuhkan resources dari bumi kita tercinta ini. With all due respect, saya rasa Ms. Bullock dan Ms. Diaz gak kepikir bahwa kalau tren memakai sendok kentang dan bensin nabati sampai merajalela, pasti akan ada beberapa otak bisnis yang (memang sudah sewajarnya) ingin memproduksi barang2 yang mendukung gerakan go green ini. Caranya? Bukan hanya memproduksi barang2 imut dengan slogan2 cinta lingkungan buat para ABG, tetapi juga menebang hutan untuk membuat perkebunan kelapa sawit dan ladang kentang guna memproduksi barang2 substitusi tadi! Lha, tujuan menyelamatkan bumi malah jadi melenceng donk.

Makanya saya lebih percaya REDUCE dan RECYCLE, karena mengurangi jumlah sumber daya yang dipakai dan pada akhirnya mengurangi sampah yang terjadi. Gak usah ekstrem, yang gampang2 saja.

Inilah beberapa hal yang selama beberapa tahun terakhir ini kami lakukan. Sebisa-bisa kami.

Senantiasa membawa 1 kantong plastik di dalam dompet
Buat apa? Supaya tiap kali saya belanja barang kecil2 seperti beli obat jerawat di apotek Century, beli 2 novel di Kinokuniya, beli sekotak pulpen di Gramedia, beli beberapa potong coklat dan keripik di Giant buat cemilan di kantor - saya gak perlu minta kantong plastik. Saya bisa memakai kantong plastik saya sendiri dan sesudahnya bisa saya lipat2 dan simpan lagi di dompet untuk dipakai lagi dan lagi. Kenapa di dompet? Karena dompet adalah 1 barang yang pasti gak akan ketinggalan, sehingga gak ada lagi alasan lupa bawa kantong plastik.

Gunakan rantang sendiri tiap kali menyuruh OB kantor beli sarapan pagi/makan siang
Hampir tiap pagi kami yang orang2 muda kantoran ini meminta OB membelikan sarapan pagi: mie ayam, gado2, bubur, dll. Sejak beberapa tahun ini saya meminta OB membawa kotak makanan imut bergambar Hello Kitty milik saya, sehingga si penjual tidak perlu memberi kotak styrofoam sebagai wadah untuk saya yang toh nantinya bakal dibuang. Sesudah makan, saya tinggal minta tolong OB mencucikan wadah tersebut. Beres, ringkes, praktis.

Menolak pake sedotan plastik
Kalau beli teh botol di warung ya mau gak mau pake sedotan, kecuali situ mau nyucup dari botol atau plastiknya. Tapi kalau sedang makan di resto2 atau cafe kami sebisa mungkin tidak minum pake sedotan. Kenapa? Karena sedotan terbuat dari plastik, that's why. Dan sama seperti styrofoam, plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa diuraikan oleh bumi tercinta.

Recycle kantong plastik yang sudah ada
Satu hal yang saya gak bisa adalah menolak kantong plastik sewaktu belanja bulanan di hypermarket. Kenapa? Perhatikan kata belanja bu-lan-an. Artinya saya berbelanja dalam jumlah banyak. Artinya ribet banget kalo saya kudu nenteng2 berbagai tas belanja saya sendiri dari rumah padahal seringnya saya belanja bulanan sekalian mampir pulang kerja atau pulang jalan2. Terlalu repot. Tapi setelah saya tiba di rumah dan barang2 sabun, odol, susu bubuk, indomie dll sudah nangkring dengan manis di rak, lemari, dan lemari es, kantong2 plastik pembungkusnya selalu saya lipat rapi dan simpan di laci. Untuk apa? Macam2. Yang paling sering sih untuk alas tempat sampah. Untuk ganjal tas tangan dan sepatu supaya bentuknya tetap bagus. Dan tentu saja bisa buat membawa macam2 barang.

Membawa air putih sendiri
Buat cowo ini mungkin ribet. Tapi buat cewe yang biasanya membawa tas ke mana2, cara ini cukup gampang dan in the long run, bisa ngirit duit lumayan lho! Saya membeli sebuah tempat minum yang berkualitas baik, kuat, dan yang paling penting: tutupnya rapat sehingga biarpun saya loncat2 atau gimana, tempat minum tersebut tidak akan terbuka dan airnya tumpah membasahi tas saya berikut barang2 di dalamnya. Saya lumayan sering membawa minum sendiri sehingga konsumsi membeli air mineral dalam botol plastik bisa dikurangi. Ngirit, sekaligus mengurangi sampah plastik!

Mengurangi nge-print, atau paling tidak print bolak-balik
Di kantor, kecuali untuk dokumen2 resmi, saya selalu mengeset computer saya untuk mengeprint otomatis bolak-balik. Dengan demikian kalau saya ngeprint 50 halaman dokumen, kertas yang dipakai cuma 25. Untuk ngeprint dokumen Power Point, saya menggunakan print handout, sehingga 2 halaman bisa di-print dalam 1 kertas. Toh biasanya Power Point tulisannya besar2 sehingga tidak perlu dicetak seukuran 1 halaman penuh! Tanya saja sama rekan2 IT bagaimana cara setting untuk print bolak-balik secara otomatis. Gampang kok.

Hanya itu saja? Gak seru ah!

Lho, justru karena yang saya lakukan itu gampang2 saja dan tidak ngoyo, saya dan teman2 selama ber tahun2 telah melakukannya - dan akan terus melakukannya - secara konsisten. Kelihatannya simpel dan tidak sekeren gerakan2 seperti "Bike to Work" atau "Tanam 1000 Pohon". Tapi dengan caranya sendiri, tips2 ini juga efektif. Coba bayangkan kalau 1000 saja orang muda Jakarta melakukan hal2 di atas selama setahun. Berapa banyak sampah plastik dan kertas yang bisa dikurangi? Berapa banyak pohon yang bisa enggak ditebang untuk kertas? LOTS.

Apakah gak akan bikin pabrik plastik dan kertas bangkrut? Enggak lah. Even with all of those, masih banyak sekali plastik yang dikonsumsi dunia untuk berbagai barang, mulai dari Tupperware cantik sampai bungkus keripik kentang. Kertas? Masih banyak kertas yang kita perlukan untuk majalah, bungkus kado, undangan kawinan, dll.

Apakah saya rela tidak memakai kontainer2 cantik dari bahan plastik dan stop membeli paperbag manis untuk wadah kado teman yang berulang tahun? Enggak lah yaaaa... Saya belumlah seorang green sejati. I'm just an ordinary girl trying to do what she could to make this world a better. In my own little ways. And via this blog, I'd like to invite many many others to do so, also in their own little (or big) ways.

***

Sabtu, Oktober 23, 2010

I Bought Fish!

Category: Daily Life

I just bought a fish! No. Two of them! Sepasang ikan bermata bulat berbibir dower warna pink kembang2. Lho?

Hari ini saya maen ke rumah teman di daerah Kelapa Gading. Saya jarang ke daerah ini, jadi untuk menghindari saya nyasar ke mana2, kita memutuskan untuk ketemuan di Mal Artha Gading yang letaknya persis di sebelah jalan tol sehingga mudah dicari.

Di mal ini ada 1 toko bernama Daiso yang menjual barang2 lucu dari Jepang (ngakunya sih begitu, tapi saya terus terang curiga kalau semuanya buatan China atau malah Indonesia, yang ditempel tulisan "made in Japan"; soalnya mana mungkin di negara semahal Jepang bisa membuat barang murah meriah kayak begini). Semua barang di toko ini harganya sama yaitu 22 ribu rupiah. Mungkin kayak Dollar Store di Amerika. Tidak semurah toko Great Value yang harganya semua 6000-an perak sih. Tapi beberapa barang di sini memang lumayan unik.

Look what I've got.


Saya menemukan kantong yang lucu ini. Terbuat dari bahan kain pink bermotif bunga seruni dan kupu2 dengan sulur2an dan daun2an hijau. Yang unik adalah bagian bawahnya yang dibordir bentuk bulat dengan benang hitam-putih, dan sulaman bentuk bibir warna pink pucat yang agak dower, plus semacam sirip di kiri-kanan, sehingga bentuknya secara keseluruhan menyerupai ikan.


Kalau talinya ditarik, bentuknya jadi mirip sepasang ikan kembung. They're so cute I couldn't resist! Imut banget, sehingga saya tak kuasa menolak. Sekalipun 22 ribu rupiah buat saya adalah harga yang tidak murah untuk sebuah pouch atau kantong kain doang, saya meyakinkan diri sendiri bahwa kain bermotif yang nuansanya "sangat Jepang" seperti ini toh tidak gampang ditemukan. Kalau saya tenteng ke mana2 nggak pasaran, nggak malu2in. Lagian saya memang memerlukan wadah baru untuk handphone dan koleksi kunci kos/kunci mobil saya. Yang kepunyaan saya sudah tua, warnanya sudah kusam dan benangnya jrawut di sana sini. Kan gak mungkin kunci2, STNK dan SIM saya bertebaran di dalam tas begitu saja. Susah nyarinya. (See? When a girl already decided that she wants to buy something, it would be mission impossible to convince her otherwise!)
I love my new pink, flowery, cute fish pouches!
***

Kamis, Oktober 14, 2010

Why I Absolutely Love Mask (Not in Halloween Way)

Category: Daily Life

I must admit it. I'm a mask-freak! I just loooooove to put mask on.

Jangan salah. Yang saya maksud mask di sini tidak ada hubungan dengan Halloween aka topeng. Yang saya maksud adalah perangkat kecantikan perempuan yang bernama masker.

Why do I love mask?

  • They come in soooo many different yummy-sounding "flavors". (Kueh kali ye...) Honey, milk, cucumber, strawberry, orange, champagne, caviar, chocolate, avocado, mud. You name it, they have it.
  • They come in lovely packaging & pretty colors. Lihat masker yang saya beli dari Renita, receptionist kantor yang hobi berdagang: soft buttercream, fresh green, baby pink, dan merah jambu elektrik. Cantik sekali kan?
  • They feel soooooo good when you put it on. Saya menyimpan koleksi masker saya di lemari es. Di hari2 Sabtu atau Minggu siang yang santai, ritual yang sangat saya sukai adalah merawat diri. Dan yang kudu dilakukan - enggak boleh enggak - adalah serangkaian kegiatan yang sangat perempuan: steaming wajah, mengoleskan sedikit lotion pelembab, kemudian melumuri kulit wajah yang sudah terasa lembut dan kenyal dengan masker yang dingin - fresh dari lemari es. Aaaaaah... Beauty ritual is one of the privileges of being a woman!
  • Memilih masker mana yang akan dipakai, dari sederetan masker dalam tube cantik yang warna-warni dan berderet rapi, adalah pre-activity yang memberikan kepuasan sendiri sebelum melakukan perawatan wajah yang sebenarnya. Ini sama dengan the feminine joy yang saya rasakan saat memilih lipstick warna apa yang akan saya pakai untuk kencan. Rose? Baby pink? Japanese apricot? Minty fresh?
  • Anyway, katanya sih memakai masker secara teratur bisa mengencangkan kulit wajah, mengecilkan pori2, dan menunda datangnya kerut. At least, itu yang dipromosikan departemen marketing berbagai perusahaan kosmetik dan para pakar kecantikan, Is it true? Dunno. Bodo amat. Yang penting...
  • Saya merasa relax saat memakai masker. Lima belas menit me-time saat menunggu masker kering, sambil berbaring santai, tubuh rileks, menghirup lilin aromaterapi, dan mendengarkan musik yang lembut. Instant spa!
  • Maskeran adalah perawatan kecantikan yang sangat mudah dan murah dan bisa dilakukan di rumah, dalam kenyamanan kamar saya sendiri. Tak perlu jauh2 ke salon. Tak perlu macet. Tak perlu sebel karena sehabis enak2an ketiduran di spa, kudu bangun kemudian menyetir pulang sambil berantem dengan kemacetan Jakarta.

So, whoever that was who invented mask, bless his/her soul. (^_^)

Have a beautiful day!

***