Minggu, Juni 07, 2009

Pliiiss, Girls... Jangan Pamer Bodi di Gereja!

Kenapa saya harus berpakaian "pantas" untuk ke gereja? Bukankah yang penting adalah "isi hati", bukan "bungkus"?


Category: Fashion

Oke, saya ga akan pernah mengaku-aku seorang Katolik taat. Acara saya ke gereja masih bolong-bolong. Saya juga bingung kenapa begitu, padahal keluarga saya semuanya orang Katolik yang "baik dan benar". Cuma saya aja yang nyeleneh sendiri.

Banyak budaya Amerika yang menurut saya tidak patut ditiru orang Timur. Tetapi ada satu kebiasaan yang saya bawa pulang dari Amrik, yang menurut saya baik dan patut dipertahankan. Yaitu, apabila kamu ke gereja, hendaknya kamu mempersiapkan bukan hanya hati dan jiwa, tetapi juga penampilan yang pantas. Kamu berdandan rapi bila hendak bertemu pacar, ke tempat kerja, ke mal kan? Apalagi untuk bertemu Tuhan Sang Maha Pencipta!

Kota besar tempat tinggal saya di Amerika dulu sangat kasual. Orang-orang cuek saja memakai celana pendek dan T-shirt gedombrangan plus sandal jepit untuk nonton film, ke mal, ke restoran. Cewe-cewenya juga jarang pakai make-up. Tetapi yang mengagumkan, daerah ini juga wilayah Katolik konservatif dan mereka berpenampilan konservatif pada saat misa di gereja. Begitu rapinya sampai pada level masih banyak bapak-bapak yang memakai jas dan dasi. Wanita kebanyakan memakai rok, bukan celana panjang. Cowo-cowo mudanya jarang yang memakai jeans, T-shirt dan sepatu keds yang biasa dipakai sehari-hari, melainkan celana bahan atau khaki, hem lengan panjang atau setidaknya polo shirt. Cewe-cewenya tidak ada yang pamer udel atau memakai kaos super ketat seperti yang biasa mereka pakai ke Walmart. Itulah yang disebut dengan Sunday clothes.

Maka saya sempat mengalami shock waktu saya pertama kali ke gereja di Jakarta. Cowo-cowo memakai celana sedengkul, kaos oblong dan sepatu keds. Cewe-cewenya membuat saya silau dengan tank top ketat dan low-rise jeans yang memamerkan perut ke mana-mana. Bahkan tante-tante yang menggendong bayi juga memakai rok terusan mini dengan model spaghetti strap. Halo-halo... Ini gereja atau mal?

Oke, saya tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang model baju cowo. Tetapi, please Girls, Ladies, Madames! Can't you dress a bit more appropriately to go to The Church?

Kalau saya ke gereja, saya ingin secara khusus bertemu Tuhan. (Oke, Tuhan ada di mana-mana, but you know what I mean...) Saya senang saja melihat orang-orang yang cantik, tampan dan wangi, berpakaian bagus. Tapi cewe-cewe yang pamer bodi? Oh no!

Saya melihat anak-anak lelaki kecil, anak-anak cowo ABG melirik-lirik ke arah cewe-cewe atau tante-tante yang dengan bangganya berlenggang-lenggok memamerkan bodinya (yang memang bagus) dengan rok mini, kaos ketat, dan jeans melorot yang juga super ketat sehingga seolah-olah "mencetak" bentuk bokong.

Tapi kan...

"I can wear whatever I want!"
"Salah sendiri kenapa cowo-cowo itu matanya gak bisa diam..."
"Mang kamu siapa sok ngatur!"
"Ngiri ya, elo kagak dilirik cowo-cowo itu..."
"Masih mending gue nongol ke gereja, daripada elo bolos mulu..."

Baiklah. Sekarang coba Anda bayangkan adegan berikut. Idenya saya comot dari kotbah seorang pastor yang saya baca di Amerika.

Saya datang ke gereja, dengan pedenya, memakai... topi beludru setinggi 20 cm dengan hiasan bulu-bulu merak sepanjang 50 cm... Saya dengan langkah-langkah anggun berjalan ke bangku di tengah gereja dan duduk, sangat yakin bahwa saya kelihatan cantik dan trendi. Orang-orang mulai berbisik-bisik dan berkomentar. Yang duduk di depan menoleh-noleh untuk mencuri lihat ke topi saya. Misa dimulai. Pastor berkotbah. Nyanyian berkumandang. Bulu-bulu merak di topi saya bergoyang-goyang sesuai irama musik. Orang-orang, termasuk Anda jadi susah berkonsentrasi karena mata Anda otomatis kembali memandang bulu-bulu biru-hijau (yang memang indah) itu. Anda kesal karena tidak bisa berdoa dengan tenang.

Misa selesai. Saya keluar dari gereja. Anda menghadang saya.

"Tolong, lain kali jangan memakai topi itu lagi," kata Anda.

Saya memandang Anda dengan angkuh dan menjawab lantang, "Saya berhak memakai apa saya yang saya mau. Ngiri ya, karena saya jadi perhatian orang dan Anda tidak!"

Anda menyahut, "Bukan begitu! Tapi topi Anda itu mengganggu konsentrasi orang-orang yang ingin berdoa! Kami juga berhak beribadah tanpa gangguan!"

Saya balik memandang kaos ketat berdada rendah dan jeans melorot yang Anda pakai dan berkata tegas, "Sama dengan busana ketat yang Anda pakai, terutama bagi umat laki-laki!"

Oke, Ini fiktif, tapi Anda mengerti kan maksud saya? Bisakah Anda membayangkan kalau cowo-cowo itu membalas busana seksi Anda dengan memakai celana sepeda dan kaos tanpa lengan ke gereja? Biarpun mungkin bodinya seksi, Anda akan merasa terganggu kan?

Jadi, teman-temanku yang baik dan cantik, marilah kita mulai mengembangkan kebiasaan berpakaian yang pantas ke gereja. Banyak kok pakaian yang cantik dan feminin dan sopan untuk dipakai kebaktian. Bukankah Tuhan memang menciptakan perempuan sebagai makhluk yang cantik?

Let's be attractive, NOT attracting!
Bagaimana pendapat teman-teman semua?

***

Tips:
(Lihat foto-foto di atas sebagai gambaran)
  1. Kalau kamu, seperti saya, tidak punya jeans yang tidak ketat dan tidak melorot, gabungkan dengan atasan yang agak panjang dan sedikit longgar.
  2. Bila kamu ngotot pakai tank top ke gereja, dobel bagian luarnya dengan blus tipis atau rompi rajutan atau apalah sehingga tidak terlalu banyak kulit yang terbuka. Dan jangan lupa memakai bra tanpa tali! Tank top juga bisa menjadi daleman untuk blus yang berpotongan dada kelewat rendah.
  3. Kalau kamu tidak bisa duduk tanpa sebentar-sebentar menarik rok kamu ke bawah sedikit, itu artinya rok tersebut terlalu pendek untuk ke gereja.
  4. No hotpants atau celana pendek ke gereja. Titik.
  5. Dandan! Tidak berbusana seksi bukan berarti berpenampilan amburadul. Kamu ke gereja untuk beribadah kepada Tuhan! Tunjukkan rasa hormat dan terima kasih kamu!
***

10 komentar:

  1. stuju banger. gw sbg ce aja risih ngeliat pameran bodi di gereja. sodara gw yg cowo jg bilang, seneng2 aja liat cewe seksi, tp BUKAN di gerejaaaa!!! DISTRACTIIIING!!!

    BalasHapus
  2. Ma kasih komennya... Iya, saya sendiri ngerasain hal yang sama, makanya bikin tulisan ini. Sering2 baca blog saya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju be...ketemu orang penting aja mesti sopan, apalagi sama Yang Di-Atas...

      Hapus
  3. setuju banget nih!!!
    bener2 ngganggu kalo ada orang2 yg penampilannya nggak pantes di gereja!

    BalasHapus
  4. Thanks sudah mampir dan kasih komentar. Semoga semakin banyak orang2 yang sependapat dengan Anda. Tolong share opini Anda ini dengan teman2 perempuan yang lain ya. :)

    BalasHapus
  5. hehehe...
    nice post

    tp seperti biasa, jawaban klasik abg abg cantik kita (bahkan ibu-ibu yg misa pake celana senam):
    "yang penting itu hatinya coy..."

    cwapeee deeeee

    salam

    BalasHapus
  6. Thanks buat comment-nya ya Shevyn. "Yang penting hati" ya... Hmmmm... Saya rasa abg2 atau ibu2 itu gak akan suka kalau pacar2nya atau suami2nya rajin lirak-lirik wanita laen sambil ngeles "Yang penting di hati aku hanya ada kamu sayaang..." Hehehe...
    Salam juga.

    BalasHapus
  7. Tulisan yang bagus...
    "Wajib" di-share nih..
    Btw, klo bisa misanya jangan bolong-bolong lagi, ikut misa itu termasuk sepuluh perintah ALLAH dan lima perintah Gereja loh...

    BalasHapus
  8. Setuju banget....cantik bukan berarti harus seksi..cantik hati lebih baik drpd cantik fisik...walaupun cantik fisik juga berpengaruh... Post an yg bijak...LIKE IT...

    BalasHapus
  9. setuju banget... :D
    izin post di blog saya ya k.. :)

    BalasHapus